JAKARTA, LINTAS — Pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN tidak lepas dari peran masyarakat lokal dan juga adat di Kalimantan Timur (Kaltim).
Deputi Bidang Sosial, Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat (Sosbudpemas) IKN, Alimuddin mengatakan bahwa kawasan Kaltim merupakan provinsi dengan suku, budaya dan adat yang sangat beragam.
“Itulah mengapa penting untuk membangun komunikasi dengan masyarakat adat Kaltim untuk terlibat serta dalam pembangunan IKN dan kami mengupayakan perekatan budaya,” ujar Alimudin dalam keterangannya, Kamis (21/12/2023).
“Hal ini karena kita akan kedatangan banyak orang dan banyak budaya yang akan masuk. Kalau kita tidak dekatkan, nanti budaya tergerus,” lanjut dia.
Baca juga: IKN Direncanakan Jadi Kota Ramah Perempuan
Alimuddin melihat bahwa pembangunan IKN tidak dapat lepas dari kebudayaan Nusantara, salah satunya yang berasal dari Kalimantan sebagai tuan rumah IKN. Warga lokal pun harus solid.
“Tapi, IKN bukan hanya milik Kaltim, ini milik Indonesia. Tapi, budaya lokal Kalimantan ini adalah bagian dari budayanya Kaltim, terlebih hingga seperti sekarang, Kaltim tak bisa lepas dari sejarah, termasuk budaya. Jika ada yang tidak sesuai maka kita berusaha eliminir, kita kembalikan seperti semula. Budaya jadi wahana pembauran sosial,” ujarnya.

Alimudin pun mengatakan, jika budaya dan pembangunan ini berjalan dengan baik, akan berdampak baik terhadap pembangunan IKN.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan IKN perlu dukungan banyak pihak di mana selama ini Kaltim hidup dalam keberagaman. “Jadi supporting item dalam pembangunan Nusantara,” ujarnya.
Bahasa Kaltim
Hasil penelitian dari Balai Bahasa Kaltim salah satunya menyatakan bahwa Paser sebagai salah satu suku di Kaltim yang bahasanya terancam punah.
Pemerintah daerah sudah melakukan muatan lokal di sekolah untuk melestarikan bahasa ini, tapi tidak cukup efektif.
“Penerapan muatan lokal bahasa daerah ini memang dapat menghambat dari kepunahan. Namun, harusnya bahasa ini dihidupkan kembali di masing-masing rumah sebagai bahasa ibu, Karena kalau tidak nanti jadi cerita saja. Nah, untuk ini para pelaku budaya harus bersama kita, stakeholder jadi satu,” ujarnya.
Sementara itu, Otorita IKN melakukan berbagai kegiatan mencegah punahnya budaya asli Kaltim, antara lain kegiatan rembuk budaya atau penyelenggaraan kegiatan lain dengan kementerian.
“Ke depan, kami akan bentuk sekolah vokasi seni budaya,” ujar Alimudin. (ATO)
Baca Juga: IKN Akan Mulai Diisi 3.246 PNS Mulai Juli 2024