Lebak, Lintas – Penyelesaian akhir Bendungan Multifungsi Karian di Lebak, Provinsi Banten, diharapkan tetap diawasi dengan ketat. Hal ini agar bendungan tersebut bisa diselesaikan dengan kualitas terbaik.
Demikian disampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meninjau pembangunan bendungan tersebut, Kamis (8/6/2023).
“Tolong betul pekerjaannya lebih detail. Ini hanya soal finishing touch dari seluruh pekerjaan. Bisa contoh Bendungan Ciawi itu yang mengerjakan sama. Jadi memang semua tergantung pada supervisinya,” kata Menteri Basuki dikutip dari rilis Kamis.
Dalam kesempatan peninjauan itu, Basuki didampingi Plt Direktur Jenderal SDA Jarot Widyoko dan Direktur Bendungan dan Danau Adenan Rasyid.
Jaga Lingkungan
Basuki meminta selama tahap akhir pekerjaan ini untuk terus dilakukan penyempurnaan konstruksi bendungan, terutama riprap yang tersusun dari batu-batu bulat agar tidak rembes dan kekuatan struktur terjaga.
“Awasi betul pemasangan riprap secara detail lebih dekat, jangan dari jauh. Agar rapi gunakan waterpass,” kata Menteri Basuki.
Ia juga menginstruksikan untuk dilakukan perapian sisa-sisa material proyek dan penghijauan untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar.
“Sisa-sisa material bersihkan, jangan ditinggal puing biar rapi. Jaga kualitas, estetika, dan keberlanjutan lingkungan. Bukit-bukit ditanami rumput dan kacang-kacangan,” kata Menteri Basuki.
Menteri Basuki juga meminta setelah Bendungan Karian selesai nanti segera dibuatkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai acuan pengoperasian agar manfaat bendungan dapat optimal.
Hampir Selesai
Konstruksi bendungan yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana Daelim Industrial Co, LTD-PT. Wijaya Karya (Persero)-PT. Waskita Karya (Persero) Joint Operation telah memasuki 90,22 persen. Dijadwalkan dapat dialiri awal (impounding) pada September 2023.
Bendungan yang dibangun sejak 2015 itu memiliki kapasitas tampung 314.7 juta meter kubik. Luas genangan maksimum sebesar 1,740 hektar yang dapat dimanfaatkan untuk menambah kebutuhan suplesi ke Daerah Irigasi (DI) Ciujung dengan luas 22.000 hektar.
Selain irigasi, bendungan yang menghabiskan anggaran Rp 1,3 triliun, itu juga memiliki fungsi utama menyuplai air baku untuk kebutuhan rumah-tangga dan industri 9 kota/kabupaten di Provinsi Jakarta dan Banten sebesar 14,6 m3/detik. Kesembilan daerah tersebut, yakni Kota Serang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon sebesar 1,5 m3/detik. Kecamatan Rangkasbitung dan Maja Kabupaten Lebak sebesar 0,6 m3/detik.
Kemudian untuk Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, sebesar 0,2 m3/detik. Kabupaten Tangerang sebesar 3,6 m3/detik dan Kota Tangerang sebesar 2,0 m3/detik. Selanjutnya, Kota Tangerang Selatan sebesar 1,8 m3/detik dan Kota Jakarta Barat sebesar 4,2 m3/detik.
Bendungan ini juga memiliki potensi sebagai tujuan wisata air di Kabupaten Lebak serta pembangkit energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTMH). (HRZ)