Di tengah lalu lintas diplomasi pemerintahan yang padat, pagi itu suasana di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum tampak lebih hangat daripada biasanya.
Didampingi jajaran terasnya, Menteri PU Dody Hanggodo menerima tamu istimewa dari timur Nusantara: Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail bersama para kepala daerah dari Boalemo, Bone Bolango, Gorontalo, Gorontalo Utara, Pohuwato, dan Wakil Wali Kota Gorontalo.
Pertemuan itu bukan sekadar silaturahmi. Di balik jabat tangan dan senyum diplomatis, terselip harapan besar dari tanah Gorontalo—harapan akan infrastruktur yang menghubungkan, irigasi yang menghidupkan, dan pendidikan yang memerdekakan.
Harapan dari Timur
Dalam forum audiensi tersebut, Gubernur Gusnar memimpin jajarannya menggambarkan potret nyata kebutuhan di lapangan. Waduk Bulango Ulu yang masih belum tuntas, jaringan sekunder dan tersier dari Bendungan Randangan yang krusial untuk mencetak 7.000 hektar sawah baru, serta proyek strategis seperti Jalan Layang Simpang Lima Telaga dan segmen III Gorontalo Outer Ring Road (GORR), menjadi bagian dari daftar panjang usulan yang dibawa langsung ke hadapan Menteri.
Tak hanya itu, kebutuhan akan sumur bor untuk mendukung sistem irigasi di Kabupaten Gorontalo dan Boalemo juga mengemuka. Hal itu sebagai bagian dari strategi daerah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

Dody menyambut baik semua aspirasi itu. Di hadapan para kepala daerah, ia menegaskan komitmen kementeriannya untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Gorontalo.
“Mohon nanti proposalnya disampaikan secara lengkap agar bisa kami diskusikan bersama direktorat teknis terkait,” ujar Dody, sembari menekankan bahwa usulan jalan akan ditinjau ulang sesuai skema Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah yang saat ini sedang berproses.
Namun, tak semua harus menunggu. Dody menyebut pembangunan sumur bor irigasi dapat menjadi langkah cepat yang bisa segera ditindaklanjuti.
“Ini penting karena terkait langsung dengan program ketahanan pangan Presiden Prabowo, dan juga dengan Inpres Irigasi yang telah selesai,” tambahnya.
Sekolah Rakyat
Di luar urusan jalan dan bendungan, Dody juga menyoroti pentingnya pembangunan Sekolah Rakyat—sebuah inisiatif ambisius dari Presiden Prabowo yang bertujuan membuka akses pendidikan bagi masyarakat miskin.






“Ini amanat konstitusi, UUD 1945 jelas menyebut bahwa masyarakat miskin adalah tanggung jawab negara,” ujar Dody.
Menurut dia, membangun Sekolah Rakyat berarti membuka harapan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang, terutama mereka yang selama ini terpinggirkan oleh sistem.
Namun, pelaksanaannya perlu dukungan nyata dari pemerintah daerah, terutama soal ketersediaan lahan bersertifikat milik pemerintah.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri,” kata Dody tegas.
Siap Melangkah
Mendengar itu, Gubernur Gusnar menyambut baik dan menyatakan kesiapan Provinsi Gorontalo. Ia menegaskan bahwa dukungan terhadap Sekolah Rakyat sudah disiapkan untuk tiga jenjang sekaligus: SD, SMP, dan SMA.
Salah satu fokus pengembangannya adalah di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo—kawasan transmigrasi yang saat ini tengah tumbuh.
“Secara administrasi, kami sudah mendapat persetujuan dari Kemensos dan Kemendikdasmen, serta telah menyiapkan lahan. Kami tinggal menunggu dukungan fisik dari Kementerian PU,” jelas Gusnar, optimistis.
Audiensi itu ditutup dengan penyerahan dokumen usulan strategis dari masing-masing kepala daerah. Sebuah langkah penting menuju sinergi pusat dan daerah dalam membangun Indonesia dari pinggiran.
“Terima kasih atas sambutan hangat dari Menteri PU dan seluruh jajaran. Semoga kolaborasi kita membawa manfaat nyata bagi masyarakat Gorontalo dan menjadi bagian dari upaya besar mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ucap Gusnar penuh harapan. (HRZ)