Pengumuman pramugari pesawat Wings bahwa dalam beberapa menit lagi pesawat akan segera mendarat di Rendani, Manokwari, Senin (13/11/2023).
Lintas, yang baru pertama kali datang ke Manokwari penasaran, seperti apa Bandara Rendani. Ketinggian pesawat terasa makin rendah. Telinga mulai pengeng karena penurunan ketinggian secara drastis. Mendadak seperti hening. Suara yang ditangkap telinga hanya sayup sayup.
Pesawat pun makin mendekati ujung bandara yang terlihat bertepi dengan pinggir pantai.

Lintas mengintip dari jendela. Roda pesawat terasa menyentuh landas pacu. Tidak terlalu mulus malah cenderung kasar.
Begitu roda depan juga menyentuh aspal, pesawat melaju sedikit, seketika itu pesawat direm. Injakan rem terasa begitu dalam. Semua penumpang terdorong terdepan. Kalau saja tidak mengenakan sabuk leselamatan (seat belt), muka bakal terbentur kursi penumpang di depan.
Rupanya pengereman mendadak dan dalam itu dilakukan agar pesawat langsung berhenti atau melambat secepat mungkin sehingga tidak meluncur melewati ujung bandara.

Landasan pacu Rendani tergolong masih pendek. Pilot pasti sudah memperhitungkan kapan ia harus mengerem burung besi itu agar berhenti sebelum ujung bandara.
Usut punya usut, Bandara Rendani panjangnya baru 2 kilometer. Pemda setempat menargetkan panjang runway bandara menjadi 3 km.
Penjemput Lintas, Kasubbag Tata Usaha dan Umum BPJN Papua Barat R. Ferdinand Ricardo P, SE, MM, mengatakan sedang ada pembangunan runway Rendani.
Saat keluar dari bandara, Taufik Silalahi, yang mengawaki mobil hitam Toyota, menunjuk lahan berpagar seng di sebelah kiri, yang merupakan terusan dari landasan pacu bandara. “Itu sedang ada pekerjaaan perpanjangan landas pacu Lae,” kata Taufik.
Lae adalah panggilan akrab untuk teman laki-laki sebaya bagi suku Batak.

Rencana mendandani Rendani ini pun terkonfirmasi saat bertemu dengan Bupati Manokwari Hermus Indou di Cafe Laut. “Bandara Rendani memang sedang dibenahi oleh Kementerian Perhubungan. Pada akhir 2023, perpanjangan landasan pacu Bandara Rendani akan mencapai 2.300 meter,” kata Hermus.
Menurut Hermus, pihaknya bertanggung jawab untuk membebaskan lahan untuk melanjutkan perpanjangan landasan pacu Bandara Rendani menjadi 2.500 meter. Ia menuturkan, anggaran pembebasan lahan untuk pengembangan Bandara Rendani sudah mencapai Rp 60 miliar.
Kepada Lintas, dampak dari penambahan panjang landasan Bandara pacu Rendani, akses ke bandara mesti dipindahkan (alih trase).
“Kami pengusulkan kepada Menteri PUPR agar dibangun alih trase akses bandara, berupa jalan dan jembatan,” kata Hermus.
Manokwari, yang merupakan ibu kota Provinsi Papua Barat, dengan kota kecil dan memiliki satu-satunya mal, yakni Mal Manokwari, akan semakin berkembang.
“Pembangunan yang sedang dilakukan di Manokwari bukan bicara pembangunan Manokwari atau Papua. Ini tentang membangun Indonesia,” kata Bupati.
Mendandani Rendani berarti medandani Indonesia. (HRZ)
Baca Juga: Bupati Manokwari: Lahan untuk Alih Trase Akses Menuju Bandara Rendani Disiapkan