MANOKWARI, LINTAS – Pembebasan lahan untuk alih trase jalan dan jembatan menuju Bandar Udara Rendani di Manokwari, akan selesai pada tahun 2023 ini. Awal tahun 2024 masalah lahan aman sehingga pembangunan infrastruktur strategis di ibu kota Provinsi Papua Barat tersebut bisa dimulai.
“Tentang kesiapan lahan, pemerintah Kabupaten Manokwari sangat siap menyediakan lahan pada tahun ini. Kami pastikan, di awal tahun 2024 dipastikan tidak ada hambatan untuk pembangunan. Pada 2024 lahan sudah siap,” kata Bupati Manokwari Hermus Indou kepada Lintas, Kamis (16/11/2023), di Manokwari, Papua Barat.
Dalam kesempatan itu, Hermus Indou makan malam bersama dengan Direktur Pembangunan Jembatan Budi Harimawan Sumihardjo yang melakukan kunjungan kerja di Papua Barat. Hadir dalam acara di Mansinam Beach Resto itu Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Papua Barat Mauluddin Said Latar beserta jajarannya.
Dijelaskan Hermus, alih trase jalan dan jembatan menuju Bandara Rendani adalah akses infrastruktur yang dibangun dan disediakan oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai infrastruktur strategis di ibu kota Provinsi Papua Barat, Manokwari.

“Pembangunan ini sebagai dampak pengembangan Bandara Rendani. Seperti diketahui, pengembangan landasan pacu Bandara Rendani direncanakan harus tiga kilometer. Akibatnya, jalan eksisting tidak termanfaatkan lagi sehingga alih trase itu harus dibangun di sisi laut,” katanya.
Hermus menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada Kementerian PUPR, Dirjen Bina Marga, dan Direktur Pembangunan Jembatan, yang sudah concern bisa mewujudkan infrastruktur strategis di Provinsi Papua Barat.
Pantauan Lintas saat tiba di Bandara Rendani, Senin (13/11/2023), pembangunan peningkatan landasan pacu sedang ditingkatkan. Tampak sejumlah alat berat sedang dioperasikan dan sekeliling lahan dipagari dengan seng.

Desain Disiapkan
Teguhwiyono Purwohandoko, ST, MEng, Kepala Satuan Kerja (Satker) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN) BPJN Provinsi Papua Barat, mengatakan, gambar desain jalan dan jembatan yang akan dibangun sedang disiapkan dan terus disempurnakan.
“Tinggal menunggu kesiapan lahan. Total panjang jalan dan jembatan sekitar 850 meter. Ke arah Wosi, lahan terdampak sekitar 7,05 hektar yang berisi sekitar 55 rumah. Adapun ke arah bandara lahan terdampak sekitar 0,7 meter yang di atasnya ada rumah lebih kurang 20 unit,” kata Teguh kepada Lintas, di ruang kerjanya, Kamis (16/11/2023). (HRZ/DPR)