Jembatan Francis Scott Key–diambil dari nama seorang penyair Maryland abad ke-19 yang menulis lirik lagu kebangsaan AS, “Star Spangled Banner”–di Baltimore, Amerika Serikat, yang roboh pada Selasa (26/3/2024) menyisakan berbagai pertanyaan dan analisis mengapa jembatan yang dibangun sejak 1977 itu bisa roboh karena tertabrak oleh kapal kontainer yang melintas di bawahnya. Tentu hal ini sangat berarti bila kita mengambil pelajaran dari kasus ini agar setidaknya jangan terjadi di jembatan-jembatan di negara kita.
Setiap jembatan yang dibangun di laut atau sungai yang berfungsi sebagai lalu lintas kapal wajib dilengkapi bangunan yang disebut fender, yakni bangunan yang berfungsi melindungi dan mencegah benturan langsung kapal dengan penyangga (pilar jembatan) yang akan mengakibatkan kerusakan struktur jembatan.
Tidak hanya itu, ketinggian jembatan dari muka air maksimum harus cukup dapat dilalui kapal dengan ketinggian kapal yang diizinkan boleh melewati jembatan di bawahnya.
Kondisi perairan di bawah Jembatan Baltimore tentu kerap dilalui berbagai jenis kapal-kapal raksasa termasuk kapal kontainer yang menabrak pilar jembatan beberapa hari yang lalu. Pertanyaannya adalah di mana fungsi atau peran fender dalam melindungi pilar jembatan terhadap benturan dengan kapal.
Suatu hal yang lumrah bila fender suatu jembatan kerap diperbaiki karena seringnya tertabrak atau terbentur oleh kapal-kapal yang lalu lalang di bawahnya. Perbaikan meliputi kegiatan yang rutin maupun darurat bila fender mengalami kerusakan akibat benturan kapal.
Fender dibangun harus mampu menahan benturan berbagai jenis kapal besar agar kapal tidak langsung membentur pilar jembatan. Ketinggian fender harus diperhitungkan cukup terhadap kondisi pasang laut/sungai maksimum. Beban maksimum yang dipikul fender adalah beban horizontal yang datang dari arah samping seperti benturan dengan kapal. Dengan demikian konstruksi fender mulai dari struktur fondasi sampai bangunan atasnya harus mampu menahan beban horizontal.
Kita juga mempertanyakan apakah Pelabuhan Baltimore tidak memiliki sistem peringatan dini (early warning system), baik di kapal maupun di jembatan. Jika sistem peringatan dini tersedia atau berfungsi dengan baik, korban bisa diminimalkan atau bahkan bisa dihindari.
Dengan kondisi perairan di mana kapal-kapal raksasa lalu lalang, sejatinya dilengkapi dengan sistem peringatan dini. Sejauh mana lalu lintas kapal dapat dengan aman melalui perairan, termasuk melewati jembatan. Setidaknya, sistem peringatan dini itu juga dimensi kapal beserta muatannya, beban kapal, baik vertikal maupun horizontal, dapat diketahui kelayakannya melalui perairan, termasuk jembatan dan dermaganya serta kedalaman perairannya.
Di Indonesia, seluruh jembatan yang berdiri di atas perairan yang berfungsi sebagai lalu lintas kapal pasti dilengkapi pula dengan fender. Dan fender-fender tersebut pasti mengalami perbaikan-perbaikan baik secara rutin maupun darurat.
Penelusuran Lintas, pada Rabu 21 Februari 2024, sebuah tongkang batu bara menabrak fender atau tiang pengaman Jembatan Pangulu Iban, Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara. Insiden tersebut tidak mengakibatkan kerusakan pada Jembatan Pangulu Iban.
Hal yang sama pernah juga terjadi, pada 15 Mei 2017, sebuah tongkang bermuatan 7.000 ton menabrak fender karet (rubber fender) Jembatan Ampera, Palembang. Tabrakan itu, disebutkan, sempat mengakibatkan getaran pada Jembatan Ampera.
Pada 30 April 2019, Jembatan Kalahien di Kecamatan Dusun Selatan, Barito Utara, hampir tertabrak saat tongkang batu bara menabrak fender jembatan tersebut hingga terguling. Tabrakan tersebut terjadi akibat arus Sungai Barito di sekitar Jembatan Kalahien sangat deras. Akibatnya tongkang yang ditarik kapal tiidak bisa terkontrol dan akibatnya menabrak fender jembatan.
Fender atau rubber fender atau marine fender juga sering disebut sebagai bantalan dermaga atau bantalan karet dermaga. Produk ini didesain untuk meredam benturan yang terjadi sehingga tidak berdampak pada pilar jembatan.
Milik Singapura
Kapal berbendera Singapura milik Grace Ocean Private Ltd, yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, diketahui berlayar dari Baltimore menuju Sri Lanka. Akibat insiden tersebut, dua orang ditemukan meninggal dan 4 orang lainnya masih dicari keberadaannya. Dampak yang ditimbulkan oleh robohnya jembatan, antara lain Pelabuhan Baltimore ditutup sementara. (MAL/HRZ)