Oleh Harazaki
Salah satu penyebab kecelakaan di jalan tol atau di jalan raya adalah saat sang sopir kehilangan kendali atas kendaraannya karena rasa kantuk yang hebat. Ada beberapa kiat atau tips mujarab yang sudah banyak dicoba dan cukup efektif.
Ketika sopir sudah mengantuk, keselamatan penumpang yang ada dalam kendaraan menjadi terancam. Maksud hati mau bertemu keluarga dan ingin merayakan hari kemenangan dengan sukacita di kampung halaman, malah berubah menjadi dukacita. Kondisi ini tentu tidak pernah diharapkan oleh siapa pun.
Pemudik menghendaki perjalanan mudik dan balik saat Lebaran aman tanpa ada kecelakaan. Hal ini bisa terwujud apabila sopir bisa menghindari rasa kantuk.
Dari beberapa literatur disebutkan, rasa kantuk biasanya muncul ketika jalan tanpa hambatan yang dilalui dalam geometri lurus dan mulus. Kondisi itu membuat rasa nyaman bagi sopir dan pada saat itu rasa kantuk mulai muncul. Biasanya diawali dengan menguap.
Beberapa tips yang perlu dipraktikkan oleh para pemudik agar sopir tidak mengantuk.
Pertama, pastikan bahwa sopir kendaraan Anda dalam keadaan fit dan cukup tidur sebelum menyetir.
Kedua, upayakan yang duduk di samping sopir adalah anggota rombongan yang juga masih segar dan tidak mengantuk. Banyak kejadian, jika penumpang yang duduk di sebelah kiri sopir itu mengantuk, sopir biasanya terpengaruh dan merasa mengantuk.
Ada anjuran juga untuk sesekali membuka jendela mobil agar oksigen bisa masuk lebih banyak. Rasa kantuk bisa disebabkan juga karena kekurangan oksigen di dalam mobil yang notabene “diperebutkan” oleh semua penumpang.
Ketiga, sopir harus jujur pada dirinya sendiri dan kepada penumpang lain bahwa dia sedang mengantuk. Kalau begitu, lebih baik kendaraan berhenti sejenak dengan mencari tempat istirahat (rest area). Atau dengan mencari area bahu jalan yang aman berhenti sejenak dan kalau tersedia, kendali setir bisa dialihkan kepada anggota rombongan yang juga bisa menyetir.
Keempat, pastikan juga sopir tidak sedang dalam pengaruh minuman alkohol. Sopir yang mabuk bisa dipastikan potensi terjadinya kecelakaan sangat besar.
Hal yang Disukai
Kelima, ajaklah sopir “melek” dengan bercerita tentang hal yang ia suka dan merupakan kesenangannya. Cara ini sudah banyak yang mencoba dan cukup efektif.
Beberapa waktu lalu, saat tim Lintas melakukan perjalanan jurnalistik di Lampung dan Sumatera Selatan dan menelusuri Jalan Tol Trans-Sumatera, adalah wartawan Lintas, Achmad Maliki, dalam perjalanan mengaku mulai mengantuk saat sedang pegang kendali stir mobil.
“Saya sengaja terus mengalihkan pandangan mata saya ke pohon-pohon hijau. Saya yakin dengan melihat yang hijau, mata saya jadi segar,” ujarnya seperti menyugesti diri sendiri.
Teman yang duduk di sebelahnya—yang sudah mulai mengantuk–pun mulai mengikuti cara Maliki. Ia mulai memasukkan dalam pikirannya bahwa dengan melihat yang hijau-hijau, rasa kantuknya juga hilang. Seketika itu, ia mulai memandangi pohon-pohon nan hijau. Benar saja, mata mereka menjadi lebih segar. Barulah keduanya mulai bercerita.
Bidang construction crime yang merupakan bidang yang disukai Maliki, teman yang duduk di depan tadi pun mulai mengajaknya mengobrol tentang hal yang disukainya itu. Percakapan diawali dengan pertanyaan, apa sih pentingnya construction crime itu?
Mendengar pertanyaan itu, Maliki yang sedang menyetir pun terpacu hormon endorfinnya karena pertanyaan itu sangat disukainya. Jadilah rasa kantuk pun sirna. Suasana perjalanan menjadi aman dan selamat sampai tujuan.
Hormon endorfin adalah senyawa kimia neuropeptida opioid lokal dan hormon peptida yang membuat seseorang merasa senang dan juga bisa berfungsi untuk kekebalan tubuh.
Penting bagi anggota rombongan memahami hal-hal apa yang menjadi kesenangan sopir Anda. Mungkin dia seorang penggemar salah satu klub bola di Inggris, klub Liverpool misalnya. Penting anggota rombongan, terutama yang duduk di depan, bisa memancing pembicaraan terkait klub kesayangannya. Sang Liverpooldian itu akan bisa lebih segar karena klub kesenangannya menjadi topik pembicaraan.
Silakan mencoba!