Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, pemerintah akan menggencot pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Aspal di Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, dalam rangka kebijakan pemenuhan penggunaan aspal dalam negeri untuk proyek-proyek pemerintah.
KEK Aspal dan kebijakan penggunaan aspal dalam negeri, dimaksudkan untuk menggalakkan investasi di sektor aspal.”Nantinya hasil produksi seluruh perusahaan aspal di sini akan digunakan untuk proyek-proyek pembangunan jalan yang dibangun negara di seluruh Indonesia,” kata Kepala BKPM pada Rapat Kerja Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari tgl. 30 Maret.
Ia menjelaskan, banyak hal telah dilakukan sejak ia ke Sulawesi Tenggara sebulan lalu dalam rangka mempercepat pembangunan KEK Aspal, lapor pada Presiden, lapor pada Menteri kordinator, kordinasi dengan menteri-menteri terkait seperti Menteri PUPR, Menteri Perhubungan.
Untuk ini pula Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengatakan telah mengadakan pertemuan dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR, Menteri Perhubungan dan lain-lain. “Kami menyanbut baik KEK Aspal ini, apalagi juga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, membuka lapangan kerja,” tuturnya.
Pembahasan terus berlanjut. Telah dibentuk Tim Teknis yang akan selesaikan tugas dalam waktu dua bulan.
Penggunaan aspal dalam negeri akan terus ditingkatkan untuk menekan angka impor aspal sebanyak 1,2 juta ton setahun yang memerlukan anggaran Rp. 50 Triliun setahunnya.
Pemerintah Kabupaten Buton telah memastikan lahan KEK Aspal di atas areal seluas 1.000 hektar di daerah Lasalimu.
Kepala BKPM juga mengungkapkan, beberapa hal dilakukan pemerintah untuk mendorong investasi aspal di Buton.
Antara lain disebutnya, bulan Februari lalu, ia langsung menyerahkan insentif pembebasan pajak kepada sebuah perusahaan penanaman modal asing, PT Kartika Prima Abadi, yang mengolah bahan baku Aspal Buton dan pada tahap awal produknya sebanyak 100.000 ton sudah diserap pemerintah.
Investasi awalnya Rp. 358 Miliar dan rencana produksi jangka panjang sampai 500.000 ton setahun.
Aspal Buton yang merupakan aspal alam telah dimanfaatkan sejak masa kolonial Belanda yang dikelola oleh perusahaan Buton Asphalt. Diperkirakan terdapat cadangan aspal sekitar 667 juta ton di sini.