Tinggal hitungan hari, Presiden Joko Widodo akan berakhir masa jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Meski begitu, Presiden Jokowi masih melakukan berbagai agenda penting. Di antaranya, meresmikan Istana Garuda, Istana Negara, dan Pusat Pelatihan atau Training Center Tim Nasional PSSI di Ibu Kota Nusantara (IKN). Peresmian ini dilaksanakan pada Jumat (11/10/2024).
Istana Negara dan Istana Garuda yang akan diresmikan oleh Presiden Jokowi ini dirancang oleh pematung ternama I Nyoman Nuarta, yang juga perancang Graha Wisnu Kencana (GWK) Bali.
Bentuk desain burung garuda yang sedang mengepakkan sayap diajukan Nyoman melalui sebuah sayembara. Kemudian, disetujui oleh Presiden Joko Widodo pada Januari 2022.
Istana Garuda adalah bagian dari Istana Negara di IKN. Kedua istana ini sama-sama berlokasi di zona 1A Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dan ikonik. Namun, artikel ini akan berfokus pada Istana Garuda.
Desain Istana Garuda
Desain dengan nama Istana Garuda ini merupakan bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang dibangun di lahan seluas 55,7 hektar dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
Adapun lokasi Kompleks Istana Kepresidenan berada di titik tertinggi IKN, yakni sebuah bukit sekitar 88 meter di atas permukaan laut.
Bangunan utama Istana Kepresidenan IKN dinamai Istana Garuda berciri khas patung burung garuda raksasa yang tengah membentangkan sayap.
Desain modern dan monumental menggambarkan semangat baru Indonesia sebagai negara yang siap memimpin di era global.
“Istana Garuda dirancang sebagai ‘sesosok rumah’ yang berasosiasi pada burung Garuda. Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia. Desain Istana Garuda akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata Tanah Air,” kata Nyoman, dikutip dari Kemenparekraf.go.id.
Adapun dasar pemilihan simbol garuda ialah karena kaitannya yang sangat erat dengan kondisi Indonesia yang majemuk. Garuda adalah lambang negara. Simbol persatuan, Bhinneka Tunggal Ika.
Dengan begitu, Istana Garuda bukan sekadar simbol keindahan arsitektur. Lebih dari itu, Istana Garuda merupakan lambang kewibawaan dan kemandirian bangsa Indonesia.
“Presiden akan berkantor di Istana Garuda, seolah berada di garis depan untuk memimpin bangsa ini menggapai cita-cita, keadilan sosial, kemakmuran bersama. Secara simbolik, peran ini mengandung bahasa keindahan, keramahtamahan, keteduhan kemandirian, serta kewibawaan sebagai pemimpin bangsa yang besar,” tutur Nyoman.
Nyoman pun menjelaskan makna desain Istana Garuda yang membentangkan sayapnya itu.
“Makna dari desain Istana Garuda seperti sedang memeluk mengandung filosofi untuk melindungi bangsa Indonesia,” kata Nyoman seperti dilansir Antara.
Berbicara tentang desain Istana Garuda merepresentasikan keagungan dan kewibawaan, hal itu bisa dilihat dari penataan interior. Terutama di lobi utama yang digunakan sebagai ruangan pertama ketika seseorang memasuki bangunan ini.
Selain itu, fasad Istana Garuda dibuat bertingkat karena menyesuaikan topografi di IKN.
Fungsi Istana Garuda
Istana Garuda digunakan sebagai kantor presiden dan ibu negara. Letaknya berada di belakang Istana Negara IKN. Dibangun di atas lahan seluas 3,5 hektar dengan ketinggian empat lantai.
Karena fungsinya tersebut, Istana Garuda dilengkapi dengan ruang konferensi pers, beranda, dan kamar tidur untuk presiden.
Pembangunan Istana Garuda mencapai tahap akhir pembangunan pada Senin (22/7/2024) dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,56 triliun.
Sebagai informasi, Istana Garuda telah digunakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggelar sidang dan rapat kabinet paripurna perdana dan terakhir, pada Agustus dan September 2024.
Tak hanya sebagai kantor kepresidenan, Istana Garuda juga dapat menjadi destinasi wisata.
“Jika penggunaan ruang-ruang ini bisa dilakukan secara maksimal, maka Bangunan Kantor Presiden dengan arsitektur yang berasosiasi pada Garuda akan tumbuh menjadi ikon baru untuk seluruh kawasan yang tidak hanya menjadi tempat presiden berkantor dan beraktivitas sehari-hari, tapi menjadi magnet baru bagi dunia pariwisata Indonesia,” tutur Nyoman seperti dilansir Kemenparekraf.go.id.

Buatan Anak Bangsa
Saat dilihat dari jauh, tampilan Istana Garuda lebih mencolok ketimbang Istana Negara IKN karena keberadaan patung Burung Garuda Raksasa yang memiliki bentang sayap sepanjang 177 meter dan tinggi 77 meter.
Adapun bobot sosok burung garuda dalam Istana Garuda IKN mencapai total 1.398,3 ton, terdiri dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga, kuningan, galvalum, dan kaca.
Mengutip dari Kompas.com, Selasa (27/2/2024), bilah-bilah yang menyelubungi Burung Garuda Raksasa terbuat dari baja anti-korosi buatan PT Krakatau Steel yang mencakup 465 modul dengan 10 bilah di masing-masing modul. Total bilah sebanyak 4.650, dikerjakan di bengkel atau workshop NuArt di Bandung, Jawa Barat.
Nyoman menjelaskan, rangka dalam Istana Garuda dibuat dengan sangat teliti dan cantik, menggunakan baja buatan dalam negeri yang dibeli dari Krakatau Steel.
Seluruh rangka dibuat khusus dengan material yang telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), bukan produk yang dibeli di pasaran.
Seiring berjalannya waktu, tembaga dan kuningan tersebut akan mengalami proses oksidasi sehingga patung garuda perlahan-lahan akan berubah warna dari gelap menjadi biru kehijauan yang matang.
Untuk diketahui, oksidasi adalah sebuah proses saat udara dan air bereaksi dengan pelat tembaga. Proses ini umum terjadi pada patung yang terbuat dari logam seperti tembaga dan perunggu.
Saat patung logam terpapar udara dan kelembapan, logam mulai mengalami reaksi kimia dengan oksigen.
Pada logam seperti tembaga, oksidasi menghasilkan oksida tembaga, yang kemudian membentuk lapisan tipis karbonat tembaga yang disebut patina.
Biasanya, proses oksidasi alami yang mengubah warna tembaga seperti pada Istana Garuda IKN akan berlangsung terus-menerus dan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Namun, Deputi Pengendalian Pembangunan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi mengatakan, proses oksidasi Istana Garuda akan selesai selama dua tahun.
“Dua tahun oksidasi selesai, akan menjadi hijau. Itu konsep green-nya IKN,” ujar Thomas, seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (9/8/2024).
Dikutip dari berbagai sumber, pada September 2024, penampakan burung garuda ikonik pada Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur terlihat sudah mulai menghijau.
Gambar perubahan itu juga diunggah oleh Nyoman Nuarta di akun instagramnya.
Nyoman mengatakan, Istana Garuda sudah mulai menghijau karena dilapis asam patina untuk mempercepat perubahan warna bilah.
“Warna logam kuningan pada bagian muka itu akan mengalami perubahan menjadi hijau kebiruan seiring proses alami patina,” ujar Nyoman, dikutip dari Kompas.com, Selasa (10/9/2024).
Nyoman menambahkan, warna kuningan di bagian depan akan berubah menjadi hijau, tergantung kondisi alam. Proses oksidasi secara perlahan akan mengubahnya menjadi biru toska. Namun, perubahan warna menjadi hijau terhambat oleh cuaca hujan yang melanda IKN.
Istana Garuda yang ikonik ini, tak hanya menggambarkan keindahan, kemandirian, dan kewibawaan pemimpin bangsa. Lebih dari itu, Istana Garuda menjadi pengingat bahwa Indonesia, meski berbeda-beda dirangkul oleh Garuda. Bhinneka Tunggal Ika. (MSH)