Sastra tidak pernah tahu kedalaman perasaan: “… dalamnya hati siapa tahu”, katanya. Di bidang lain, fotografi tak pernah tahu dalamnya jurang. Foto tidak tahu karena dia adalah media dua dimensi. Dia memindahkan dunia ke media panjang kali lebar.
Dengan keterbatasan itu, sebagian orang kerap “gagal” memotret momen dramatis di lereng terjal. Sudah mengira sukses merekam mobil beraksi di tanjakan curam, alih-alih yang didapat cuma gambar mobil, jauh di ujung jalan mendatar.
Foto di atas berhasil mengabadikan kecuraman lereng Bendungan Jragung. Hal itu ditandai dua hal. Pertama, sosok pekerja di sisi terjauh (paling kiri) terekam paling rendah, meski garis diagonal pertemuan dua dinding (di tengah bingkai foto) tak mencolok. Kedua, pipa di sisi kiri atas yang menyusur diagonal menjadi penanda kecuraman. (YNS)
Foto milik BBWS Pemali Juana dengan izin untuk Majalah Lintas.