MALUKU, LINTAS – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku bergerak cepat melakukan penanganan bencana banjir di Pulau Seram di wilayah Kabupaten Seram bagian Barat dan Kabupaten Maluku Tengah dengan pemasangan Jembatan Bailey sehingga akses lalulintas kembali berjalan lancar.
Plt, Kepala BPJN Maluku Ir.S. Bambang Widyarta, MT mengatakan menyampaikan beberapa hal keterkaitan dengan bencana alam banjir yang terjadi akhir-akhir ini di Pulau Seram.
Pertama di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat yang merupakan wilayahnya PJN Wilayah I, yaitu jembatan Wamasika II mengalami kerusakan pada abutmen yang ambruk dikarenakan gerusan/scouring di Abutmen Jembatan.
“Kami sudah melakukan penanganan dengan pemasangan jembatan Bailey dengan panjang sekitar 20 meter,” ujarnya kepada Lintas (17/7/2024).
Selanjutnya di Kabupaten Maluku Tengah merupakan wilayah PJN Wilayah II, ada beberapa kerusakan yang terjadi pada oprit jembatan untuk ruas jalan Tamilouw – Haya.
“Kami sampaikan ada empat jembatan yang rusak yaitu jembatan Wai Satu, jembatan Wai Huaya kemudian jembatan Wai Nama satu, kemudian jembatan Wai Yala terus kemudian yang di ruas Jalan Tehoru – Laimu ada Jembatan Wai Saju III, Jembatan Wai Motor, dan Jembatan Wai Kawanuwa,” ujarnya.

Bambang menjelaskan, rata-rata kerusakan terjadi pada oprit jembatan, pihaknya pun sudah melakukan penanganan secara darurat.
“Penanganan yang kami lakukan memasang polisline, pasang rambu, dan melakukan proteksi dengan batang kelapa yang diperkuat dengan drum aspal yang ditimbun dengan material,” tuturnya.
Selain itu, ada beberapa yang dipasang jembatan Bailey yaitu jembatan Kawanuwa, dengan penanganan secara darurat di oprit jembatan tersebut ketika terjadi banjir.
“Kami melakukan penanganan dengan rencana pemasangan jembatan Bailey sepanjang 180 meter,” ujarnya.
Adapun untuk penanganan permanen, tim P2JN sudah turun ke lapangan dan sedang melakukan desain yang dikoordinasikan dengan Direktorat Pembangunan Jembatan Bina Marga.
Kepala Satuan kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah 2 (PJN 2) Provinsi Maluku Toce Leuwol, ST,MT yang membawahi tiga kabupaten, yaitu Seram bagian Barat, Maluku Tengah, dan Seram bagian Timur, menjelaskan kejadian bencana alam terjadi Mei sampai Juli 2024 di Pulau Seram.
Bencana tersebut, menurut Toce, akibat dari intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Kabupaten Maluku Tengah sehingga menyebabkan ada beberapa daerah ruas jalan yang mengalami terjadi longsoran.
”Dari beberapa ruas jalan yang berdampak yaitu di ruas jalan Tamilouw – Haya – Tehoru – Laimu dan kemudian untuk daerah yang mengalami kondisi banjir tersebut ada sekitar 7 jembatan, yaitu di Jembatan Kawanua, Jembatan Wai Satu, Wai Huaya, Wai Nama Satu, Wai Yala, Wai Saju Tiga, dan Wai Motor,” tuturnya.
Luapan Sungai
Adapun untuk kondisi ruas jalan nasional akibat kondisi intensitas curah hujan yang cukup tinggi berdampak pada kondisi longsoran di lereng atas dan juga lereng bawah.
“Jadi untuk ruas jalan Tehoru – Laimu tersebut ada delapan titik longsoran yang terjadi pada saat hujan kemarin,” jelasnya.
Toce menuturkan, untuk daerah banjir yang paling parah di Jembatan Wai Kawanua, dimana terjadi akibat luapan banjir sungai Kawanua sehingga menyebabkan kerusakan pada oprit sisi barat dari Jembatan Kawanua.
“Adapun untuk proses percepatannya dilakukan dengan mengantisipasi supaya jangan sampai kondisi jalan mengalami terputus sehingga langkah-langkah yang kami ambil adalah melakukan penanganan dengan segera yaitu pada kondisi oprit jembatan yang mengalami kerusakan kami melakukan penimbunan sementara di daerah oprit sehingga akses lalulintas bisa berjalan dengan baik,” kata dia.

Sementara untuk mengantisipasi bila terjadi bencana banjir, Toce menjelaskan, pihkanya sudah menyiapkan peralatan alat berat baik eksavator, loader, dan dump truck di lokasi-lokasi titik yang mengalami bencana.
“Apabila ada intensitas curah hujan tinggi dan bila terjadi banjir maka kami langsung segera untuk melakukan penanganan secara darurat dilokasi jembatan tersebut,” kata dia.
Lebih lanjut Toce menjelaskan, di jembatan Way Kawanua ketika opritnya mengalami kerusakan pihaknya merencanakan akan memasang jembatan Bailey di daerah oprit sehingga akses lalu lintas bisa berjalan normal kembali.
“Langkah-langkah yang diambil berdasarkan pengalaman yang terjadi dari tahun kemarin dimana pernah terjadi Jembatan Kawanua mengalami kerusakan di Pilar, maka kami telah menyiapkan dengan peralatan yang ada terutama peralatan UPR untuk mengantisipasi jika terjadi banjir lagi maupun longsoran yang terjadi di ruas jalan nasional khususnya di ruas jalan Satker PJN Wilayah 2 Provinsi Maluku,” tutur Toce. (FDH)
Baca Juga: BPJN Maluku Siap Dukung Penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan