JAKARTA, LINTAS – Dalam upaya meningkatkan kenyamanan bagi pelanggan, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan menambah 500 bus pada tahun 2024.
“Jadi tahun ini kita memutuskan bersama dengan Dinas Perhubungan, yang mendapatkan dukungan dari pemerintah Provinsi DKI, akhirnya tahun ini akan menambah 500 unit bus,” kata Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Daud Joseph, saat acara Hari Pelanggan Nasional di Halte CSW, Rabu (4/9/2024).
“Ternyata orang itu melihat, yang sedang menunggu di bus stop, busnya cepat atau lama, ketika masuk halte, bus yang lewat ramai atau masih bisa menampung,” ujarnya menambahkan.
Namun, sambung Daud Joseph, ketika armadanya ditambah, bus itu lebih cepat datang di bus stop atau lebih kosong. “Jadi lebih nyaman untuk naik, masyarakat jadi lebih senang,” katanya.
Daud Joseph menambahkan, 500 unit tersebut terdiri dari 200 bus besar berukuran 12 meter, 100 unit bus sedang berukuran 8 meter dan 200 bus kecil. Sehingga, pada tahun ini, total bus Transjakarta yang beroperasi sebanyak 5.000 unit.
Menurut Daud, koridor-koridor tempat beroperasinya bus-bus besar itu adalah koridor-koridor yang jalurnya itu selama ini macet di regulernya. Regulernya itu artinya kendaraan pribadinya mengalami kemacetannya, tetapi Transjakartanya ada jalur khusus.
Misalnya di koridor 1 dari blok M ke kota, saat sore jalur Sudirman-Tamrim itu macet sekali. Sementara kalua menggunakan Transjakarta, jalur khususnya itu mengakibatkan bisa lancar. Sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih mengginakan Transjakarta.
Selain itu koridor 13 rute Tendean ke Ciledug, di mana jalur di bawahnya macetnya sangat parah. Dengan adanya penambahan bus, nantinya akan menambah penumpang yang lebih memilih menggunakan Transjakarta.
Layanan di Jabodetabek
Sementara itu, Daud berharap standar layanan transportasi di wilayah Jabodetabek juga bisa setara. Dengan demikian masyarakat akan semakin beralih ke tranasportasi umum.
“Di Jakarta kan sudah bagus, tadi bus-busnya jumlahnya ada 5.000, tapi di daerah-daerah lain, di Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, itu belum ada standar layanan yang sama dengan yang di Jakarta,” tuturnya.
Oleh karena itu, menurut Daud yang harus dilakukan dengan adanya secara daerah khusus Jakarta ini, adalah memperluas daripada standar pelayanan yang lain.
“Nah, kota-kota di sekeliling itu kan sebetulnya juga mau ya, tetapi mereka tentunya menantikan kira-kira sistem seperti apa yang bisa diterapkan di sana. Tentunya Transjakarta selalu terbuka, kalau daerah-daerah seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi itu mau belajar atau mau mengadopsi sistem yang ada di Transjakarta,” kata Daud. (CHI)
Baca Juga: Transjakarta Siapkan 300 Bus Tambahan untuk Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK
