JAKARTA, LINTAS — Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, membuka acara Dewan Pers dalam Seminar Nasional “Jurnalistik yang Mengancam Jurnalisme” di The Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/11/2023).
“Saya memahami upaya yang dilakukan media untuk memberikan berita yang aktual dan faktual. Oleh karena itu, saya mengapresiasi dedikasi rekan-rekan dalam menyajikan jurnalisme yang berkualitas bagi masyarakat,” ujar Pak Menkominfo dalam sambutannya.
Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu mengatakan, bahwa Media-media Indonesia saat ini harus bisa multitasking, terutama saat ini media sosial dan internet sudah menjadi sesuatu yang banyak dikonsumsi masyarakat dan sebanyak 39 persen masyarakat masih memercayai pemberitaan. “Meskipun masih ada orang yang suka pada media sosial untuk mendapatkan informasi,” papar Ninik.
Ia menegaskan, media tidak hanya menyesuaikan diri, tetapi wartawan Indonesia harus menjaga kualitas. Apalagi, implikasinya kepada masyarakat akan berdampak besar.
Pekan Anugerah Pers
Seminar Nasional “Jurnalistik yang Mengancam Jurnalisme” ini dibagi menjadi tiga sesi, yaitu pada sesi pertama narasumber diisi oleh Hendry CH Bangun (Ketua Umum PWI), Luviana (Anggota Majelis Etik AJI Indonesia), Andy Budiman Kumala (CEO KG Media-Kompas Gramedia), dan Totok Suryanto (Ketua Komisi Hubla Lurgri DP).
Sesi kedua, narasumber diisi oleh Yadi Hedriana (Ketua Komisi Pengaduan Dewan Pers) dan Ilona Juwita (Country Director, Indonesia at Antsomi).
Terakhir, sesi ketiga narasumber diisi oleh Atmaji Sapto Anggoro (Anggota Dewan Pers), Subagja Hamara (CEO Harapan Rakyat), dan Elin Yunita Kristanti (Wapemred Liputan 6).
Acara seminar nasional gelaran Dewan Pers tersebut dihadiri seluruh insan pers nasional, di antaranya anggota Dewan Pers, Konstituen Dewan Pers, Humas Pemerintahan, Perguruan Tinggi, Pemimpin Redaksi, dan Tenaga Ahli Dewan Pers.
Selain itu, acara seminar nasional ini merupakan rangkaian kegiatan Pekan Anugerah Dewan Pers 2023 pada 10 November 2023. (ROY/PAH)
Baca Juga: Majalah Lintas “Online” Diharapkan Berdampak bagi Indonesia
