Melihat keberhasilan pemerintah dalam membangun bendungan di seluruh Nusantara, seyogianya kita semua boleh berharap bahwa produksi pertanian kita sudah pasti meningkat. Swasembada pangan seperti yang dicita-citakan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam Astacita adalah sebuah keniscayaan.
Tidak main-main, Indonesia kini sudah membangun sebanyak 61 bendungan, sebanyak 53 sudah selesai. Tak ada lagi cerita misalnya para petani kesulitan air.
Adalah Kementerian PU di bawah pimpinan Menteri Dody Hanggodo dan Wakil Menteri Diana Kusumastuti terus memberikan perhatian terutama dalam penyediaan infrastruktur bendungan sehingga bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pekerjaan fisik yang terus dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian PU diharapkan tidak saja hanya berhenti pada fisik semata, tetapi penciptaan efisiensi sehingga infrastruktur itu bisa langsung berdampak kepada masyarakat.
Mengutip Diana, saat menghadiri High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (31/1/2025), “Infrastruktur bukan hanya tentang fisik, melainkan juga tentang bagaimana kita bisa menciptakan efisiensi yang berdampak langsung pada harga-harga di pasar.”
Baca Juga: Kementerian PU dan Kementan Targetkan 1 Juta Hektar Lahan Teraliri Irigasi
Kita setuju dengan prinsip ini. Kehadiran infrastruktur bendungan yang sudah terisi penuh dengan air, tetapi diperlukan sinergi semua pihak agar air yang sudah ada di bendungan tersebut mengalir sampai di petak sawah para petani.
Bendungan yang sudah siap pakai itu bisa mengalirkan air bersih ke rumah-rumah penduduk. Begitu juga dengan fungsi lain bendungan seperti penghasil energi listrik juga bisa dirasakan.
Mulai Kelihatan Hasilnya
Penelusuran Majalahlintas.com, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras pada Januari dan Februari 2025 masing-masing mencapai 1,31 juta ton dan 2,08 juta ton.
Pada Maret, produksi diperkirakan melonjak menjadi 5,20 juta ton, melampaui konsumsi beras bulanan yang sekitar 2,5 juta ton. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan data produksi beras Indonesia pada Januari sampai Maret 2024 sebesar 5,69 juta ton.
Ada potensi produksi beras sepanjang Januari-Maret 2025 mencapai 8,67 juta ton atau mengalami peningkatan 52,23 persen atau sekitar 2,98 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Ini tentu kabar yang menggembirakan. Upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan sudah mulai terlihat. Tinggal dibutuhkan kehadiran pemerintah untuk melakukan pengawasan dalam manajemen distribusi dan harga pada tingkat petani.
Kita juga menginginkan agar harga beras yang merupakan produksi dalam negeri itu terjangkau. Di sisi lain, petani bisa menikmati hasil panennya sehingga berimplikasi pada kesejahteraan keluarga mereka.
Kita optimistis, apa yang dilakukan oleh Kementerian PU dan juga instansi lain dalam mengupayakan swasembada pangan bisa terengkuh.
Meskipun dalam waktu yang bersamaan terjadi pemangkasan anggaran yang begitu besar, terutama di Kementerian PU, kita berharap upaya mencapai swasembada pangan tidak terhambat. Semoga saja. (HRZ)