JAKARTA, LINTAS – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa studi kelayakan untuk pembangunan immersed tunnel di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, telah selesai.
Pembangunan terowongan bawah laut ini direncanakan sebagai bagian dari Seksi 4 Jalan Tol IKN yang menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kawasan sekitarnya.
Basuki menjelaskan bahwa tahap desain terowongan akan dimulai pada tahun depan setelah studi kelayakan rampung. Proyek ini diperkirakan memakan waktu dua tahun untuk selesai.
“Kira-kira dua tahun,” ujar Basuki dalam pernyataan yang disampaikan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Jakarta, Selasa (31/12/2024)..
Mendukung Konsep Forest City
Pembangunan immersed tunnel ini merupakan bagian dari upaya menjaga konsep forest city yang diusung oleh IKN Nusantara. Pemerintah memilih terowongan bawah laut ini karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pembangunan jembatan.
Jembatan yang melintasi Teluk Balikpapan dapat mengubah morfologi lingkungan, sedangkan immersed tunnel tidak akan merusak ekosistem sekitar, yang merupakan habitat bagi berbagai fauna dan flora endemik, seperti bekantan.
Menurut Basuki, dengan membangun immersed tunnel, pengguna jalan tol akan dapat melintasi Teluk Balikpapan tanpa mengganggu keanekaragaman hayati yang ada di sekitarnya.
Teknologi immersed tunnel yang direncanakan untuk IKN ini sudah diterapkan di beberapa negara, termasuk terowongan Fehmarn di Eropa dan Geoje di Busan, Korea Selatan.
Immersed tunnel adalah teknologi yang digunakan untuk membangun terowongan bawah laut yang menggantikan jembatan, terutama di perairan yang lebar.
Penggunaan teknologi ini sejalan dengan prinsip dasar pengembangan IKN yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan, serta integrasi alam dan teknologi dalam perencanaan kota.
Dalam perencanaan IKN, pemerintah mengedepankan konsep pembangunan yang berkelanjutan untuk menyeimbangkan ekologi alam, lingkungan terbangun, dan sistem sosial.
IKN juga mengintegrasikan tiga konsep utama, yaitu kota hutan (forest city), kota spons (sponge city), dan kota cerdas (smart city), untuk menghadapi tantangan urbanisasi dan cuaca ekstrem yang berpotensi menambah risiko bencana. (GIT)