JAKARTA, LINTAS — Progres pembangunan MRT Jakarta fase 2A per Juli 2025, untu konstruksi jalur utara–selatan dari Bundaran HI menuju Kota telah mencapai 51,31 persen, melampaui target bulanannya yang ditetapkan sebesar 50,23 persen. PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan capaian hingga akhir tahun dapat menembus angka 53,29 persen.
“Progres ini menjadi indikator positif bahwa seluruh elemen proyek bekerja sesuai rencana, bahkan melampaui ekspektasi. Kami optimistis target-target berikutnya bisa dicapai dengan kualitas dan keselamatan kerja yang tetap terjaga,” ujar Ahmad Pratomo, Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Selasa (5/8/2025) dikutip dari web MRT.
Detail Progres Tiap Segmen Konstruksi
Capaian signifikan tercatat di paket kontrak CP201 yang meliputi Stasiun Thamrin dan Monas, dengan progres 88,869 persen. Pekerjaan utama yang sedang berlangsung antara lain instalasi dan pengujian eskalator, ekskavasi akses masuk Stasiun Thamrin, serta penyelesaian arsitektur Stasiun Monas. Target akhir 2025 untuk paket ini adalah 91,62 persen, dengan rencana kedua stasiun dapat beroperasi pada 2027.
Sementara itu, paket CP202 yang mencakup pembangunan Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar telah mencapai 55,64 persen, juga melampaui target bulanan 54,02 persen.
Pekerjaan ekskavasi, pembangunan canal underpass, pengecoran, dan persiapan terowongan bawah tanah empat tingkat pertama di Indonesia tengah berlangsung. Selain itu, tim konstruksi juga mempersiapkan pengoperasian mesin bor kedua dan produksi segmen terowongan.
“Untuk paket CP203 yang mengerjakan Stasiun Glodok dan Kota, progres mencapai 75,95 persen. Pekerjaan meliputi pembuatan akses pemeliharaan di terowongan, pembangunan tangga darurat, pemasangan saluran OTE Duct, serta sistem Mekanikal, Elektrikal, dan Plumbing (MEP),” ujar Ahmad.
Pada sisi sistem perkeretaapian, paket CP205 mencatatkan progres 20,88 persen. Seluruh rel sudah tiba di Jakarta dan sedang didistribusikan ke lokasi konstruksi. Produksi bantalan rel (sleeper) juga terus berjalan untuk mendukung proses pemasangan.
CP206 untuk pengadaan kereta (ratangga) saat ini sedang dalam proses market sounding sebagai langkah awal re-bidding dengan kandidat potensial. Sedangkan CP207, yaitu sistem pembayaran otomatis (automatic fare collection system), masih dalam tahap klarifikasi dokumen tender.
Jalur dan Target Operasional
Fase 2A MRT Jakarta membentang sepanjang kurang lebih 5,8 kilometer dari Stasiun Bundaran HI hingga Kota. Jalur ini akan dilengkapi tujuh stasiun bawah tanah: Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
Fase ini dibagi menjadi dua segmen, yakni segmen Bundaran HI–Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027 dan segmen Harmoni–Kota pada 2029.
Sementara itu, fase 2B yang akan melanjutkan jalur dari Kota ke Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
Transit-Oriented Development
Berbeda dengan fase pertama, pembangunan fase 2A dilaksanakan bersamaan dengan pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit-Oriented Development (TOD). Konsep ini menitikberatkan pada integrasi antara stasiun MRT, ruang publik, dan aktivitas masyarakat di sekitar kawasan.
Baca Juga: Mulai 6 Agustus 2025 Tarif Ruas Tol Segmen Klaten–Prambanan Resmi Berlaku, Ini Rinciannya
“Fase 2A bukan sekadar membangun infrastruktur transportasi, tetapi juga menciptakan ruang kota yang hidup, terhubung, dan ramah terhadap pengguna transportasi publik,” tambah Ahmad Pratomo.
Pembangunan fase 2A MRT Jakarta ini didanai melalui kerja sama pinjaman antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang dengan nilai proyek sekitar Rp25,3 triliun. (CHI)