PALANGKA RAYA, LINTAS – Pembangunan infrastruktur drainase utama pengendali banjir di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, kembali dilanjutkan pada 2025 dengan panjang pekerjaan mencapai 560 meter. Proyek ini diharapkan mampu mengurangi risiko banjir di kawasan permukiman rawan terdampak.
Pekerjaan tahun ini dimulai dari titik akhir konstruksi 2024 dan berujung di Jalan Tjilik Riwut. Secara keseluruhan, drainase pengendali banjir Palangka Raya memiliki panjang 8,4 kilometer. Dari total itu, sepanjang 2,6 kilometer telah ditingkatkan kualitasnya pada periode 2021–2024.
Lokasi pembangunan drainase tahun ini berada di sisi Jalan Lele dan Jalan Rajawali IX, tepat di antara Kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan II dan kawasan olahraga Isen Mulang. Kawasan tersebut diketahui memiliki area rawan banjir seluas 75 hektare.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai Wilayah II, Kariano, ST, menjelaskan bahwa saluran drainase selebar 10 meter ini akan menampung limpahan air dari permukiman sekitar yang kemudian dialirkan langsung ke Sungai Kahayan.

“Alhamdulillah sampai Rabu (17/9/2025), dari rencana 50 persen progres konstruksi sudah tercapai 61 persen. Ada deviasi positif 11 persen. Target kami selesai Oktober, meskipun kontrak berakhir Desember,” kata Kariano kepada tim Lintas.
Proyek pembangunan senilai Rp19,9 miliar itu meliputi pembangunan struktur L-gutter serta satu unit jembatan. Sebelumnya, saluran drainase hanya berupa dinding susunan batu yang mengalami kerusakan di sejumlah titik.
Kini, desain L-gutter memiliki ketinggian 3,4 meter dengan tambahan dinding 1,2 meter di bagian atas. Fasilitas ini juga dilengkapi trotoar dan lampu penerangan agar warga dapat nyaman melintasi tepian saluran.
Dikebut Hingga Malam
Untuk mengejar penyelesaian sebelum musim hujan, pekerjaan drainase dilakukan dari pagi hingga malam hari. Proyek ini dikerjakan kontraktor PT Rafika Jaya Persada Nusantara, dengan konsultan pengawas PT Tumoto Karya Konsultindo (KSO), PT Antusias Raya, dan PT Segoro Kidul.
Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah turut dilibatkan dalam rekayasa lalu lintas, termasuk penutupan jalan sementara agar truk pengangkut beton cair bisa mendekati area pengecoran.

Kariano menambahkan, sempat ada penolakan dari sebagian warga pada awal proyek. Namun, seiring berjalannya pembangunan, masyarakat mulai menerima bahkan mendukung.
Baca Juga: Atasi Banjir di Sorong, PU Normalisasi Sejumlah Sungai
“Bahkan ada warga yang sukarela membongkar jembatan pribadi di depan rumahnya demi penataan lingkungan yang lebih baik,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat.
“Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Dukungan penuh dari pemerintah daerah membuat pekerjaan dapat berjalan lancar tanpa hambatan berarti,” tutur Kariano. (NNN/DWO)





