SIGI, LINTAS — Pengerjaan Paket IJD ruas Sibalaya-Poi di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, berpacu dengan waktu karena harus diselesaikan dalam tiga bulan lagi.
Sejak tanda tangan kontrak pada 2 Agustus 2023, paket Inpres Jalan Daerah (IJD) ini langsung dikebut agar selesai tepat waktu pada akhir tahun 2023.
“Kendala nyaris tidak ada. Cuma, kami harus berpacu dengan waktu untuk menyelesaikannya tiga bulan lagi. Apalagi, sebentar lagi musim hujan,” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Provinsi Sulawesi Tengah Sultoni Butudoka dalam wawancara khusus dengan MajalahLintas.com di lokasi.
Penanganan jalan sepanjang 5 kilometer ini menghubungkan dua desa dan dua kecamatan.
Dua daerah itu yakni Desa Sibalaya Barat di Kecamatan Tanambulava dan Desa Poi Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Paket dengan anggaran Rp 21 miliar ini terbagi dalam tiga segmen. Di mana segmen 1 menangani jalan sepanjang 2,6 km, segmen 2 untuk 2,1 km dan segmen 3 sepanjang 300 meter.
“Material tidak ada masalah dan mudah didapatkan. Untuk menghadapi musim hujan, bisa kami pasok dulu,” lanjut Sultoni.
Akses ke Pertanian dan Perkebunan
Paket IJD ruas Sibalaya-Poi membuka akses masyarakat ke lahan pertanian serta perkebunan kelapa, jagung dan pisang.
Jalan ini juga bisa memperlancar evakuasi masyarakat sebagai antisipasi jika terjadi gempa seperti pada 2018.
Baca juga: Bantuan 398 Unit Rumah Layak Huni di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Rampung
Perbaikan jalan ini pun untuk menunjang Jembatan Posabara yang telah selesai dibangun Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi.
Paket peningkatan badan jalan Sibalaya-Poi selebar 4,5 meter ini akan dilapisi dengan aspal AC-WC.
“Kami warga Sibalaya yang dihuni sekitar 500 KK (Kepala Keluarga) sangat senang dengan peningkatan jalan ini. Karena ini bisa memperlancar warga menjual hasil pertaniannya. Kami siap terlibat dalam pengawasan dan berpartisipasi dalam proyek ini,” ucap Kepala Desa Sibalaya Barat, Fadlina.

Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pascabencana
Ruas jalan Sibalaya-Poi memang layak diperbaiki. Saat MajalahLintas.com melewatinya, selain rusak, jalannya juga sempit, dan berlubang.
Kondisi ini merupakan salah satu efek bencana di Sulteng pada 2018. Jadi, Proyek IJD juga menyentuh rekonstruksi dan rehabilitasi pascagempa.
Padahal, sepanjang jalan ini dihiasi pemandangan indah berupa area persawahan hijau, perbukitan serta perkebunan kelapa, jagung dan pisang.
“Semoga dengan selesainya jalan ini, masyarakat bisa segera memanfaatkannya untuk meningkatkan perekonomian. Jalan ini juga bisa menjadi jalur evakuasi jika terjadi bencana lagi,” ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Sigi Edy Dwi Saputro di lokasi.
Untuk melaksanakan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2023 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapatkan anggaran Rp 14,6 triliun pada tahun 2023.
Untuk Proyek IJD di Sulawesi Tengah, BPJN Sulteng mendapatkan total anggaran Rp839 miliar lebih, dibagi ke 12 daerah.
Menurut hasil monitoring dan evaluasi Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Budiamin, untuk Paket IJD di Sulteng ada 13 paket fisik dan 4 paket konsultan.
Semua paket sudah terkontrak dan progres fisik sudah mencapai 10,66 persen. Paket IJD di Sulteng sejauh ini belum ada permasalahan. (PAH/EDW)
Baca Juga: BPJN Sulteng “Curi Start” Tuntaskan Kemantapan Jalan Daerah