Sumber informasi tepercaya seputar infrastruktur,
transportasi, dan berita aktual lainnya.
16 February 2025
Home Profil Linda Gustina Manurung: Kartini, Srikandi BUMN, dan Kesetaraan Gender

Linda Gustina Manurung: Kartini, Srikandi BUMN, dan Kesetaraan Gender

Share

Jakarta, Lintas – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia di tahun 2035 akan mengalami bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif akan lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk usia tidak produktif. Di sinilah, pentingnya kesetaraan gender, agar perempuan juga memiliki peran yang setara untuk terlibat langsung dalam strategi pembangunan di masa yang akan datang. Sambutan hangat Direktur Strategi Korporasi & HCM PT PP (persero) Tbk, Sinur Linda Gustina Manurung, pagi itu menjadikan topik obrolan kami lebih santai.

“Panggil saya Linda Gustina saja, karena Sinur banyak orang yang tidak familiar, ada juga yang memanggil Tina,” ujar Linda kepada Lintas mengawali sesi wawancara, Rabu (16/3/2022).

Keberhasilan Linda Gustina Manurung menggeluti bidang engineering, tak lepas dari dukungan keluarga, walaupun sebenarnya lingkungan keluarga tidak ada yang mengambil bidang yang sama dengannya. Kegigihan dan kecintaannya pada dibidang tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Baginya, bidang engineering bisa menjadi prestasi yang akan terus diingat.

Engineering kalau zaman dulu, melihat suatu bangunan dari enggak ada jadi ada. Dan, Itu kan bisa menjadikan legacy atau bisa menjadi suatu prestasi seumur hidup yang akan terus diingat walaupun tidak ada nama kami di situ.  Nah, itu saja dunia engineering yang membuat saya tertarik,” ujar Linda.

Setelah lulus menempuh pendidikan program studi sarjana jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya pada 1992, di tahun selanjutnya (1993), Linda bergabung dengan PT PP (Persero) Tbk. Semenjak itu, karier perempuan asli batak ini semakin melejit.

Di sela kesibukan bekerja, ia juga menyempatkan diri untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana manajemen. Hasil dari kerja keras tersebut terbukti membuahkan hasil, ketika dirinya didapuk Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menjadi Direktur Strategi Korporasi HCM PT PP (Persero) Tbk, membawahi tiga bidang strategi korporasi, yakni strategi dan teknologi, bisnis development dan portofolio management, serta human capital, yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2020, pada 25 Mei 2021 yang lalu.

              Emansipasi

Indonesia yang kental dengan budaya patriarki, kini sudah lebih terbuka perihal kesetaraan, tidak lagi sepenuhnya mengekang para kartini berprestasi. Kini, kartini dapat berkarya dan berpartisipasi dalam membangun bangsa ini. Hal tersebut dapat dilihat dari aturan 30 persen gender yang mengharuskan adanya keterlibatan perempuan dalam pemerintahan.

Linda pun menanggapi, bahwa banyak bertemu atau bergaul bersama rekan tidak melulu tujuannya emansipasi, arahnya lebih pada kesetaraan saja, malah mungkin sekarang banyak empowerment perempuan lebih ke arah untuk dapat beraktivitas selain di rumah tangga.

Namun, kalau seorang perempuan memiliki pendidikan yang tinggi dan bekerja lebih pada equality (persamaan) tidak dipungkiri laki-laki melihat secara fisik seorang perempuan sebagai istri terkadang ada perasaan tidak tega apabila bekerja, terutama yang mesti bekerja dan ke lapangan.

“Kalau saya berprinsip, kalau dia (perempuan) sudah mengambil sekolah, contoh teknik sipil, jadi sudah terbayang bagaimana bekerja, seperti yang terjadi pada saya. Memang pada zaman itu, sangat sedikit yang mengambil bidang engineering. Tetapi, sekarang kan sudah banyak perempuan yang memilih engineering dan dia sudah tahu di mana menempatkan dirinya. I want to be equal dengan segala resikonya,” ujar Linda.

Linda berpendapat, laki-laki diciptakan memiliki kelebihan, tentunya, perempuan pun memilikinya. Nah, sekarang, bagaimana secara kodrat perempuan atau pun laki-laki, terlepas dari ilmunya, sebenarnya bisa saling mengisi. Apabila dikombinasikan dalam organisasi akan menghasilkan output yang lebih baik.

“Kadang kalau perempuan bawel, tetapi, kan, tidak identik seperti harus bawel, terkadang dia (perempuan) bisa lebih tenang untuk menghadapi setiap permasalahan dan lebih mengutamakan bagaimana baiknya. Di samping knowledge-nya (pengetahuan) pada bidang engineering, perempuan lebih teliti. Jadi, ketelitian perempuan serta keberanian laki-laki kalau dikombinasikan, harusnya menjadi teliti dan berani. Terbukti, perempuan lebih berani untuk speak out,” lanjutnya.

Ketika perempuan berkomitmen untuk bekerja, tentunya baik. Namun, jangan sampai tujuan itu untuk mengambil alih kedudukan laki-laki sebagai pemimpin dalam rumah tangga, lebih pada sebagai penolongnya atau partnership, sehingga suami tidak melihatnya sebagai pesaing.

“Bagi saya, bekerja juga bagian dari rekreasi. Seringkali orang berpikir ketika saya dan suami sama-sama bekerja pastinya banyak uang. Kalau weekend saya dan anak selalu mengikuti suami, jadi spending-nya cukup tinggi, sehingga expand more untuk melekatkan keluarga,” ungkap Linda.

“Saat suami masih aktif bekerja, saya terlibat juga untuk mengurusi dan terlibat dalam pemberdayaan perempuan, dari yang sifatnya sosial hingga pengajian. Nah, itu saya anggap bagian dari refreshing,” lanjutnya.

              Beralih ke bisnis

Selama 29 tahun bekerja, karier Linda Gustina Manurung cukup cemerlang. Puncaknya, saat dia ditunjuk untuk menempati posisi Direktur Strategi Korporasi HCM di PT PP (Persero) Tbk. Kejeliannya menangkap peluang dan terjun dalam bisnis, ia rasakan hasilnya sekarang ini.

“Saya merasa, sebenarnya, saat bekerja sebagai engineering, ada perasaan bangga, pakai helm dan pakai pakaian proyek. Namun, saat masuk divisi bisnis, saya akhirnya merasakan comfort di bisnis.”

Bagi Linda Gustina Manurung, bidang engineering sudah melekat menjadi kompetensinya. Namun, banyak pelajaran yang ia petik selama berpuluh tahun berjibaku dengan bidang tersebut, yang membantunya tetap enjoy bergelut di bisnis.

Bisnis dan kontruksi menurutnya dua hal yang berbeda, di mana kalau di kontruksi ketika memenangkan sebuah tender, cukup bekerja sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), tapi dalam bisnis panduannya adalah estimasi. Dalam bisnis tugas tidak hanya diinisiasi sendiri dan nilai kontrak pun tidak hanya tergantung pada apa yang dikerjakan.

“Kami collect pada akhir tahun bisa sesuai, juga bisa tidak dengan estimasi, kan, banyak sekali market factor-nya banyak, terus, dari dalam human capital-nya banyak, memiliki kompetensi tidak, belum lagi tren dunia yang tiba-tiba berubah. Tadinya kalau kerja di proyek cukup hanya dengan sesuai dengan pemberi tugas, tapi begitu kami masuk di bisnis mesti merencanakan, karena dalam perjalanannya ternyata faktor eksternal, misalnya, politik atau industrinya berubah, tentunya berpengaruh. Maka, kami harus beradaptasi dan me-review lagi, me-refine, modelling lagi, dan seterusnya,” jelas Linda.

Tak berhenti di sana, dalam bisnis banyak yang diperhitungkan untuk bagaimana tetap bisa survive saat harus bertarung dengan kompetitor dalam hal tender, pendatang baru, relasi pembeli, dan supplier yang memiliki posisi lebih tinggi dalam tawar menawar.

“Kami punya aset, kan, di dalam balance itu neraca aset tetap enggak bisa dijual. Nah, enggak bisa dijual, kami analisis, katakanlah, dengan kami membangun hotel Rp 300 miliar, begitu bisnisnya jalan bisa kami agunkan menjadi Rp 400 miliar atau Rp 500 miliar, kami dapat uang lagi untuk bisnis berikutnya. Artinya, bisnis yang tadi tetap harus jalan dan bisa membayar operasinya, juga membayar hutangnya. Sehingga, market pun sangat tergantung pada iklim bisnisnya, begitulah BUMN, yang lainnya mengikuti,” jelas Linda.

Jadi, saat ini PT PP (Persero) Tbk, dalam menjalankan usahanya sudah menjadi kenyataan, yaitu sebagai jasa kontruksi dan investasi. Saat ini, PT PP (Persero) Tbk sudah memiliki 57 subsidiaries group, anak usaha utama memiliki lima dan non-utamanya ada tiga, dan anak usaha lainnya yang berafiliasi dengan BUMN lainnya, seperti Colomadu, Karanganyar, di barat Surakarta dan Labuan Bajo, di ujung barat Flores, NTT.

“Kami menyiapkan resources itu oke engineering, tetapi juga harus ada yang bisa bisa menjalankan bisnis ini. Kelanjutannya itu yang kami develop. Jadi, kalau dibilang, untuk inovasi lebih banyak ke resources, ya, karena saya juga engineer, yang juga seorang entrepreneur. Jadi, kalau sekarang rekan-rekan dari BOD-3, kami sudah mulai kenalkan bisnis, bagaimana konstruksi itu nantinya merupakan part of the business dan part of development, yaitu bagaimana dan seperti apa dia menjalankan bisnisnya,” ujarnya.

Ditunjuknya Linda Gustina Manurung sebagai direktur, membawa angin segar bagi staf engineer perempuan yang ingin mengikuti jejak Linda, terbukti dengan ditunjukknya tiga staf engineer perempuan yang menjadi direktur utama di cucu perusahaan.

              Kesetaraan dalam bekerja

Keberadaan perempuan di dunia pekerjaan terus bertumbuh. Kehadiran figur perempuan di manajemen perusahaan kini semakin lumrah dan terbukti mampu meningkatkan kinerja perusahaan, serta membawa pandangan berbeda dari para pria. Berbagai posisi yang ditempati di perusahaan menandakan peran perempuan di berbagai bidang semakin besar untuk membawa perusahaan memiliki kinerja lebih baik.

“Ketika start, perempuan mesti bisa menempatkan diri, pasti perempuan itu, ada sedikitnya, dia mempertimbangkan pandangan orang ke dirinya. Nah, laki-laki, kan tidak. Jadi, itu yang membuat terkadang perempuan tidak luwes di awal, tapi begitu dia dapat clue-nya lebih mudah beradaptasi. Ya, sepanjang perempuan itu bisa menempatkan dirinya setara dan menyatu dengan lingkungan itu nyaman. Tetapi, kalau perempuan itu tidak pede (percaya diri) dalam menempatkan dirinya, itu hanya akan membuat dia jadi sibuk. Makanya, kan, pertama emansipasi, lalu ada empowerment, sekarang, kan, sudah kesetaraan equality, jadi perempuan juga juga memiliki leadership agar tidak dianggap lagi sebagai second class,” ujar Linda.

Menjawab panggilan Presiden Joko Widodo, yang menyatakan, berkomitmen untuk meningkatkan keterwakilan perempuan. Terbentuknya Komunitas Srikandi BUMN menunjukkan, bahwa perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk bekerja dan berkarier.

“Sudah banyak perempuan pintar-pintar. Saya juga berdialog dengan mereka, bukan karena dia ada slot tempat, terus dia duduk di situ, enggaklah, begitu kami kumpul memang mereka juga banyak yang luar biasa begitu.” tutup Linda. (*)

Baca juga: Ika Sri Rejeki, Perempuan Era Milenial Tak Boleh Lupa Kodrat Sebagai Ibu

Oleh:

Share

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.
Copyright © 2023, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.