Dalam pemberitaan media beberapa hari terakhir, terlihat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sekaligus Penjabat Kepala Otorita Ibu Kota Nusantaran Basuki Hadimuljono memperkenalkan embung bernama MBH. Masyarakat pun pasti bertanya-tanya-tanya, MBH singkatan dari apa dan mengapa diberi nama MBH?
Di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, Otorita IKN membangun 30 embung hingga Desember 2024.
Sebanyak 22 embung sudah selesai hingga September 2024. Sementara Presiden Jokowi mengharapkan terdapat 60 embung di IKN.
Penelusuran Majalahlintas.com, pengertian dari embung, embong, atau cekungan penampung (retention basin) adalah cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau).
Menteri PUPR sekaligus Penjabat Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengatakan, tujuan pembangunan embung di IKN ini adalah untuk konservasi air.
Basuki menjelaskan progres pembangunan embung ini kepada anggota Komisi V DPR dan jajaran Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal Listyo Sigit. Termasuk menjelaskan keberadaan Embung MBH, Sabtu (14/9/2024).
MBH merupakan singkatan dari nama Pj Kepala Otorita IKN tersebut, Mochammad Basuki Hadimuljono. Pemberian nama ini dilakukan spontan karena ada banyak embung di IKN, “Ada embung A, B, C, D, supaya mudah, embung ini saya beri nama Embung MBH, Mochamad Basuki Hadimuljono.” Itu disambut ger oleh petinggi kepolisian dan TNI.
Menurut Basuki, semua aliran air di permukaan tanah atau run off yang berasal dari tangkapan hujan yang dibatasi oleh titik elevasi tertinggi di mana air hujan mengalir ke sungai (catchment area) ditampung dalam embung-embung yang sudah dibuat.
“Sebelum air masuk ke embung ini, kami memakai teknik sedimentation trap sehingga begitu masuk ke embung ini, sungainya sudah cukup jernih,” tambah Basuki.
Secara teknis, kata Basuki, Embung MBH memiliki kapasitas volume tampungan sebesar 66.000 meter kubik, dengan luas tampungan 28.150 meter persegi. Untuk kedalamannya adalah 5-6 meter.
Tersedia juga jalur jogging di sekeliling Embung MBH sepanjang 3 km.
Dari Embung MBH, ada pemandangan spesial, yakni terlihat Istana Garuda, Istana Negara, dan kantor-kantor Kementerian Koordinator.
Tidak itu saja, di Embung MBH terlihat telah dipasang “air muncrat”.
Sejumlah angsa putih juga tampak berada di sekitar embung dan sesekali berenang. Hal itu menambah suasana makin natural.
Semoga konsep pembangunan embung untuk menghindari banjir ini menjadi contoh yang bisa diterapkan di daerah lain di Indonesia. (HRZ)