JAKARTA, LINTAS — PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana membangun Jembatan 4 Kuadran di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Pembangunan jembatan ini menjadi bagian dari pengembangan kawasan berorientasi transit atau Transit Oriented Development (TOD), sekaligus upaya memperkuat konektivitas antar moda transportasi publik di kawasan strategis tersebut.
Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda), Farchad Mahfud, mengatakan rencana pembangunan jembatan tersebut merupakan inisiatif bersama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan, dan Pemerintah Pusat untuk menghadirkan konektivitas menyeluruh di pusat pergerakan transportasi ibu kota.
“Atas inisiatif Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Perhubungan, dan Pemerintah Pusat, kami menginisiasi konsep interconnectivity antartransportasi publik di kawasan Dukuh Atas berbentuk donat,” ujar Farchad dalam Forum Jurnalis, Rabu (8/10/2025).
Disebut berbentuk “cincin donat”, jembatan ini akan menghubungkan empat kuadran di kawasan Dukuh Atas yang terpisah oleh Jalan Jenderal Sudirman dan Banjir Kanal Barat. Konsep tersebut merupakan hasil kolaborasi antara MRT Jakarta dengan Urban Renaissance Agency (UR Agency) dari Jepang, yang telah dituangkan dalam nota kesepahaman (MoU) sejak April 2024.
Pembiayaan Kreatif Tanpa APBD/APBN
Farchad menjelaskan, proyek pembangunan jembatan ini akan menggunakan skema pembiayaan kreatif (creative financing) tanpa melibatkan dana pemerintah.
“Kita akan upayakan tanpa pendanaan pemerintah. Konsepnya sama seperti saat anak usaha kami membangun jembatan di Dukuh Atas,” tuturnya.
Ia menambahkan, MRT Jakarta membuka peluang keterlibatan swasta, baik melalui investasi langsung maupun kerja sama pembiayaan lain. Selain menjadi fasilitas publik, jembatan ini juga akan memiliki fungsi komersial yang memungkinkan proyek berjalan dengan sistem self-funded.
“Jembatan ini bukan sekadar fasilitas publik, tapi juga punya fungsi komersial sehingga bisa self-funded. Ada revenue center-nya,” kata Farchad.
Potensi Lonjakan Pengguna Transportasi
Berdasarkan kajian awal, sekitar 75.000–80.000 orang beraktivitas di kawasan Dukuh Atas setiap hari. Kehadiran Jembatan 4 Kuadran diharapkan memperkuat koneksi antara berbagai moda transportasi, seperti MRT Jakarta, Commuterline, Kereta Bandara, LRT Jakarta, LRT Jabodebek, hingga Transjakarta.
Dengan integrasi yang lebih baik, jumlah pengguna transportasi publik di kawasan tersebut diperkirakan meningkat hingga dua kali lipat pada 2030.
“Kalau sampai 2030, mungkin bisa dua kalinya dari kondisi sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, MRT Jakarta menargetkan proyek Jembatan 4 Kuadran ini dapat selesai dan beroperasi pada tahun 2027. Saat ini, perusahaan masih mematangkan proses pendanaan dan desain teknis.
Baca Juga: Jembatan Pandansimo Siap Jadi Ikon Baru Pariwisata Yogyakarta, AHY: Desainnya Khas Banget Jogja!
Proyek tersebut juga mendapat dukungan hibah (grant) dari Pemerintah Jepang, sehingga studi kelayakan dapat dilakukan tanpa membebani keuangan perusahaan.
“Kita enggak perlu keluar biaya. Tapi kita jadi tahu bahwa proyek ini visible, bisa dibiayai, dan punya nilai manfaat tinggi,” kata Farchad menegaskan. (CHI)





