JAKARTA, LINTAS – Tiga lembaga besar, yakni Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan Indonesia (IATPI), PT SUCOFINDO (Persero), serta Waste4Change, resmi membangun kerja sama strategis di bidang pengelolaan sampah. Kolaborasi ini dipertegas lewat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) pada ajang Environmental and Social Innovation Awards (ENSIA) 2025.
Kesepakatan ditandatangani oleh Ketua Umum IATPI, Endra S. Atmawidjaja, Direktur Utama SUCOFINDO, Jobi Triananda, dan CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano. Kolaborasi ini lahir sebagai jawaban atas kebutuhan tenaga profesional yang mumpuni di sektor persampahan sekaligus dorongan menuju pengelolaan yang lebih berkelanjutan.
Ruang lingkup kerja sama ini mencakup pelatihan teknis maupun non-teknis, penyusunan modul pembelajaran, hingga penguatan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) agar menjadi pusat peningkatan keterampilan di bidang persampahan.
IATPI mengambil peran penting sebagai penyedia tenaga ahli, fasilitator sertifikasi, sekaligus penggerak program pembinaan jangka panjang. Langkah ini dipandang penting untuk memastikan tenaga kerja tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan industri.
“Harapan saya bahwa kerjasama ini bisa memberikan jawaban konkrit atas kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkualitas,” kata Endra.
Sinergi Multi-Pihak untuk Efektivitas Pengelolaan Sampah
Keterlibatan SUCOFINDO sebagai perusahaan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi menegaskan pentingnya standar kualitas dalam pelatihan. Sementara itu, Waste4Change, yang dikenal dengan pendekatan berkelanjutan di bidang persampahan, membawa pengalaman langsung di lapangan dan wawasan inovatif.
Sinergi antar-lembaga ini memperlihatkan bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat memperkuat efektivitas pengelolaan sampah. Tidak hanya berfokus pada aspek lingkungan, kerja sama ini juga membuka jalan bagi pengembangan nilai ekonomi melalui konsep ekonomi sirkular.
Profesionalisasi dan Tantangan yang Harus Dijawab
Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam menangani persoalan sampah, mulai dari infrastruktur terbatas hingga minimnya tenaga kerja profesional. Melalui kerja sama ini, diharapkan terbentuk sistem pelatihan yang melahirkan tenaga kerja bersertifikasi dan kompeten.
Profesionalisasi sektor persampahan juga penting untuk mewujudkan target pembangunan berkelanjutan. Dengan tenaga ahli yang terlatih, pengelolaan sampah bisa melahirkan peluang baru, mulai dari inovasi teknologi, praktik daur ulang, hingga model bisnis ramah lingkungan yang memberikan dampak ekonomi nyata.
Program pelatihan yang dirancang dalam MoU ini diharapkan mampu mendorong lahirnya generasi baru tenaga kerja yang memahami pentingnya pengelolaan sampah berbasis keberlanjutan. Selain itu, sertifikasi yang diakui akan meningkatkan kredibilitas dan daya saing para pekerja di sektor ini.
Dengan penguatan kapasitas SDM, sektor persampahan tidak lagi dipandang semata sebagai pekerjaan teknis. Sebaliknya, pengelolaan sampah dapat berkembang menjadi bagian integral dari pembangunan hijau, mengurangi dampak lingkungan, serta membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Baca Juga: PU Percepat Pembangunan SPPG, 1.542 Unit Siap Beroperasi Tahun Ini
IATPI, SUCOFINDO, dan Waste4Change sepakat bahwa kolaborasi ini bukan sekadar proyek jangka pendek. Fokus utamanya adalah menciptakan dampak berkelanjutan dengan melahirkan tenaga profesional yang mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan dan kebutuhan daerah. (GIT)





