JAKARTA, LINTAS — Hujan pertama secara merata terjadi setelah kemarau panjang di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) Sabtu (4/11/2023) malam dan telah menimbulkan banjir di beberapa lokasi. Sementara itu, keberadaan Sodetan Ciliwung mengurangi debit aliran banjir lebih dari 10 persen.
Mengutip pemberitaan media, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan, setidaknya 54 RT di wilayah DKI tergenang dengan ketinggian 30 cm hingga 1,5 meter.
Masyarakat di sekitar lokasi banjir di Pejaten Timur, Jakarta Selatan, mengaku, Minggu (5/11/2023), ketinggian air mencapai sekitar 2 meter. Demikian juga di Kembangan, Jakarta Selatan, tinggi banjir hingga 50 cm. Banjir di lokasi ini dampak dari aliran Sungai Pesanggrahan yang meluap.
Di wilayah Jakarta Timur, banjir juga terjadi di Kelurahan Kebon Pala, sebagai dampak dari aliran Sungai Ciliwung. Diberitakan, sekitar 150 keluarga dan puluhan rumah serta tempat ibadah tergenang sampai kedalaman 1,6 meter.
BPBD DKI Jakarta, mengatakan, ketinggian muka air Sungai Ciliwung dipicu tinggi muka air di hulu sungai.
Pengamatan Lintas, setelah hujan berkepanjangan pada Sabtu (4/11/2023) malam, Sungai Grogol di kawasan Palmerah, muka air tinggi di atas normal, tetapi tidak sampai meluap.
Salah seorang warga, yang diwawancarai Lintas, yang tidak ingin disebut namanya, mengaku kaget, hari pertama hujan sudah langsung banjir. “Seharusnya, setelah kemarau panjang, tanah seharusnya belum jenuh air sehingga tidak langung banjir seperti sekarang. Namun, ini langsung banjir. Ini pasti ada penyebabnya. Bisa jadi karena sampah dan sedimentasi pada saluran drainase dan sungai yang belum dibersihkan,” kata sumber Lintas.
Efektivitas Sodetan Ciliwung
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane Bambang Heri, yang dihubungi Lintas Senin (6/11/2023), saat ditanya efektivitas Sodetan Ciliwung saat banjir, mengatakan sudah sesuai rencana awal.
“Sesuai rencana. Banjir yang dialihkan melalui sodetan sebesar 32-35 meter kubik per detik pada saat elevasi muka air Ciliwung di atas 11,4 meter,” ujar Bambang lewat komunikasi pesan singkat di aplikasi Whatsapp.
Baca Juga: Sodetan Ciliwung Diresmikan, 62 Persen Persoalan Banjir Jakarta Tertangani
Ditambahkan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai BBWS Ciliwung Cisadane Fajar, yang dihubungi Lintas, Senin (6/11/2023) pagi, debit aliran Sungai Ciliwung saat itu mencapai 300 meter kubik per detik.
“Setidaknya telah terjadi pengurangan lebih dari 10 persen debit aliran Sungai Ciliwung (6/11/2023).
Seperti diketahui, Sodetan Ciliwung berhubungan langsung dengan Kanal Banjir Timur (KBT). Debit aliran Sungai Ciliwung pada Sabtu malam yang cukup tinggi yang masuk kategori siaga 3 di Bendung Katulampa dapat diredam dengan mengurangi aliran Sungai Ciliwung-KBT.
Juru pintu air Weir 1 di KBT Sutisna, yang dihubungi Lintas, mengatakan, tinggi muka air saat itu di KBT mencapai elevasi 1,5-2,0 meter, lebih tinggi dari muka air normal. “Hal ini disebabkan karena KBT menerima aliran dari Sungai Ciliwung melalui Sodetan Ciliwung-KBT. Pembukaan pintu air seluruhnya yang berjumlah 4 unit setinggi 70 cm setiap pintu. (MAL)
Baca Juga: Cegah Banjir Jelang Musim Hujan