JAKARTA, LINTAS — PT Kereta Api Indonesia (KAI) kian optimistis menggunakan pendekatan prinsip environment, social, governance (ESG) dalam menjalankan bisnisnya untuk menciptakan ekosistem transportasi berkelanjutan.
EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengungkapkan, prinsip ESG sudah diimplementasikan saat ini.
“Seperti pemakaian biosolar untuk kereta api, penggunaan panel surya di stasiun dan perkantoran,” ujar Agus dalam keterangannya, Kamis (9/11/2023).
Ia menjelaskan, KAI sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atau solar panel di Stasiun Gambir dan gedung Jakarta Railway Center.
Agus menyatakan bakal menambah penggunaan PLTS di berbagai fasilitas kereta api.
“KAI akan memasang solar panel di 40 stasiun dan 2 balai yasa,” kata Agus.
Bahan Bakar
Ia menuturkan, energi baru terbarukan itu dipakai untuk menyuplai energi listrik di berbagai fasilitas KAI dan merupakan upaya pergantian bahan bakar kereta api.
Tak hanya itu, lanjut dia, KAI juga telah menggunakan Biosolar B30 sebagai bahan bakar kereta api.
“Berarti 30 persen dari campuran tersebut terdiri dari bahan bakar yang berasal dari sumber nabati atau organik, seperti dari minyak kelapa sawit, jarak, ataupun beragam bahan organik lainnya,” ujarnya.
Terakhir, Agus menekankan KAI ingin menjadi pihak yang mendorong penggunaan energi baru terbarukan.
“Melalui penerapan ESG, KAI bukan hanya menjadi pelopor dalam transportasi berkelanjutan, tetapi juga berperan dalam menciptakan nilai jangka panjang untuk semua pemangku kepentingan,” imbuhnya. (TNO)
Baca Juga: Melihat Perkembangan Transportasi Kereta Api di Depo Sidotopo Surabaya