BARABAI, LINTAS — Proyek pembangunan pengendali banjir Sungai Barabai, yang terletak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, ditargetkan tuntas pada akhir tahun 2023. Hingga Selasa (12/9/20233), progres fisik pembangunan pengendali banjir ini mencapai 88,35 persen.
Demikian disampaikan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai 2 BWS Kalimantan III Asmadi kepada Majalah Lintas, Selasa (12/9/2023).
“Sampai dengan saat ini, progres fisik proyek pembangunan pengendali banjir Sungai Barabai sudah mencapai 88,35 persen sehingga kami optimistis akhir tahun 2023 selesai,” kata Asmadi.
Proyek pembangunan pengendalian banjir ini, yang dikerjakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan dan PT Cipta Vera (KSO), kata Asmadi, terdiri dari tiga item. Pertama, pekerjaan Sungai Barabai sepanjang 40 km, yakni melakukan penggalian dan pelebaran sungai serta penguatan tebing Sungai Barabai.
Kedua, pekerjaan penggalian dan pelebaran kanal Barabai sepanjang 34 km. Ketiga, pekerjaan kolam regulasi dengan melakukan penggalian kolam, perkuatan kolam, pembangunan inlet, serta pembangunan rumah pompa.
Menurut Asmadi, fungsi dari kolam regulasi itu, yakni menyimpan air sementara waktu selama terjadi puncak banjir melalui spillway dan akan dialirkan kembali ke hilir Sungai Barabai melalui pompa air.
“Luas kolam regulasi Sungai Barabai ini mencapai 62 hektar dengan biaya sebesar Rp 236 miliar. Dengan luas kolam tersebut diperkirakan dapat mengurangi banjir sebesar 30 persen terhadap debit banjir periode ulang 20 tahunan (Q20),” papar Asmadi.
Selain pengendalian banjir, kolam regulasi juga nantinya dapat dimanfaatkan untuk destinasi wisata dan pasokan air baku.
Dampak Sungai Barabai
Sungai Barabai adalah salah satu dari wilayah Sungai Barito dengan catchment area seluas 550 km persegi dan panjang sungai utama 113,35 km.
Keberadaan Sungai Barabai sangat besar pengaruhnya terhadap Kota Barabai. Sebab, sungai besar ini melintasi pusat kota Barabai.
Banjir terakhir terjadi di Kota Barabai pada 16-17 Maret 2023. Akibat banjir tersebut, dikutip dari kantor Berita Antara, sebanyak 1.340 unit rumah terendam dan 4.188 jiwa turut terdampak. Banjir berulang hampir setiap tahun itu menyebabkan kerugian besar, baik materi ataupun kerugian nonfisik. Selain itu pembangunan daerah di wilayah Kota Barabai pun menjadi terhambat. (ROY/MAL)