Jayapura, Lintas – Membangun fasilitas olahraga merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW). Namun, membangun fasilitas olahraga ditengah pandemi Covid-19, dirasa BPPW Papua sebagai suatu tantangan tersendiri. Dr. Corneles Sagrim, ST, MMT, Kepala BPPW Provinsi Papua, dalam wawancara dengan Lintas (11/21) memaparkan, pihaknya diberikan amanat sesuai dengan Inpres 10 tahun 2017 dan Inpres 1 tahun 2020, untuk membangun 7 venue sebagai dukungan terhadap pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua. Ketujuh venue tersebut adalah venue akuatik, hoki/cricket outdoor, hoki indoor, sepatu roda, panahan, dayung, dan Istora Papua Bangkit.
“Selain membangun 7 venue tersebut, kami juga berkontribusi terhadap penataan kawasan atau landscaping di pusat olahraga di Kampung Harapan, serta dukungan infrastruktur air minum di Kawasan venue yang ada di Doyo”, papar Corneles.
Di Merauke, BPPW Papua juga memberikan dukungan prasarana air minum di Stadion Katapal dan Sirkuit Balap Motor di Tanah Miring.
Tantangan saat pembangunan
Di tengah pembangunan infrastruktur penunjang PON, badai pandemi Covid-19 datang. Provinsi Papua memberlakukan pembatasan aktivitas manusia secara ketat. Hal ini dirasa Corneles sangat berdampak pada pelaksanaan fisik di lapangan.
“Pada saat pertama pandemi meledak, kita lockdown selama sekitar 3 bulanan. Saat itu tidak bisa orang luar Papua keluar-masuk, tidak ada penerbangan, semuanya mati total. Ini sangat berpengaruh terhadap suplai tenaga kerja dan material, yang semuanya harus dari luar. Belum lagi, kalau ada yang kena Covid, harus dikarantina dan sebagainya”, tutur Corneles.
Disamping kendala akibat pandemi, dalam membangun venue PON, BPPW Papua juga harus menghadapi masalah lahan yang belum clear and clean.
“Saat kami tengah melakukan penataan dan lain-lain, sedikit-sedikit ada juga gangguan terkait dengan urusan clear and cleaning, masih ada rumah yang harus dibebaskan dulu. Perlu ada negosiasi lagi dan sebagainya. Tapi itu semua bisa terselesaikan karena Pemerintah Provinsi, terutama dari Dinas-Dinas terkait, punya keinginan yang sama, yaitu bagaimana PON ini bisa sukses, sehingga mereka sangat membantu”.
Harapan Setelah PON Berakhir
Adanya venue-venue yang pembangunannya menghabiskan dana kurang lebih 1,3 triliun rupiah ini, disambut baik oleh masyarakat. Sesuai arahan Menteri PUPR, lokasi venue dayung di Teluk Yoteva akan ditingkatkan lagi sehingga dapat menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar. Cornelis berharap agar sarana yang sudah dibangun dengan biaya tinggi ini bisa dipelihara dengan baik dan tidak mangkrak.
“Ini menjadi concern paling berat yang kita titipkan kepada Pemerintah Provinsi. Bukan hanya Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat pun harus memberikan dukungan agar provinsi dapat merawat venue-venue ini, supaya bisa dimanfaatkan terus. Karena biaya maintenance-nya cukup tinggi, jadi perlu ada pendanaan. Disamping itu, Pemerintah Provinsi juga perlu membentuk unit teknis yang memang fokus pada pengelolaan infrastruktur ini”.
Corneles juga melihat perlunya strategi dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat untuk memiliki program-program pembinaan atlet, dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah dibangun.
“Fasilitas-fasilitas ini harus dimanfaatkan untuk, misalnya, kegiatan Training Center bagi atlet. Mungkin dari provinsi lain juga. Dengan latihan yang rutin, atlet-atlet ini bisa makin berprestasi. Fasilitasnya sudah ada, dengan standar internasional, tinggal bagaimana memanfaatkannya secara konsisten. Disamping itu, kalau ada event-event pertandingan tingkat nasional atau regional, ya tetap dikondisikan supaya itu bisa tetap dilakukan di Papua sini, supaya memanfaatkan asset-aset yang sudah dibangun ini”, tutup Corneles. (LA)