Jakarta – Pembangunan Bendungan Way Apu, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku ditargetkan rampung tahun 2024. Bendungan ini disebut punya kemampuan untuk menerangi 8.750 rumah.
“Bendungan Way Apu sebagai infrastruktur penyedia air baku, air irigasi, sekaligus berfungsi untuk pengendali banjir dan PLTA,” papar Kepala Balai Wilayah Sungai Maluku, Marva Rania Ibnu dalam keterangannya dikutip, Kamis (16/6/2022).
Selain memberikan ketersediaan listrik, bendungan ini diharapkan dapat menyediakan air untuk lahan seluas 10.000 hektar dan air baku dengan debit 0,5 meter kubik per detik.
“Juga kemampuan mereduksi banjir sebesar 557 meter kubik per detik, pembangkit listrik sebesar 8 MW dan tempat pariwisata baru yang akan menumbuhkan perekonomian daerah,” ungkap dia.
Marva menjelaskan, pekerjaan Bendungan Way Apu dilakukan dalam dua paket. Pertama, konstruksi bendungan utama senilai Rp 1,07 triliun.
Paket kedua, adalah pembangunan konstruksi bendungan pelimpahan atau spillway senilai Rp 1,013 triliun.
“Dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,08 triliun,” ucap dia.
Dalam keterangan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengingatkan pentingnya membangun infrastruktur pendukung bendungan seperti ketersediaan jaringan irigasi.
Tanpa jaringan irigasi, manfaat pembangunan bendungan tak bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
“Dengan (pembangunan jaringan irigasi) bendungan dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” tutur dia.
Diketahui progres pembangunan Bendungan Way Apu baru mencapai 36,5 persen.
Bendungan itu dibangun di atas lahan seluas 442,08 hektar, dan merupakan tipe zonal urugan inti tegak dengan tinggi 72 meter, lebar puncak 12 meter, panjang puncak 490 meter, dengan luas genangan mencapai 235,10 hektar.
Adapun selama tahun 2022, pemerintah berencana membangun 35 unit bendungan dengan total anggaran Rp 11,67 triliun.
Dari jumlah tersebut ada dua bendungan baru yaitu Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, dan Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan.
Sementara itu 33 bendungan lain adalah proyek lanjutan dari pembangunan di tahun-tahun sebelumnya.
Medio 2020, Basuki mengungkapkan alasan masifnya pembangunan bendungan di Indonesia.
Ia menerangkan, Presiden Joko Widodo melihat bahwa manfaat pembangunannya sebagai solusi menjaga ketahanan pangan nasional. Melimpahnya ketersediaan air, diharapkan bisa meningkatkan produktivitas petani.
Selain itu, bendungan bisa menyimpan ketersediaan air di musim kemarau. Sehingga meminimalisir kekeringan dan kerugian negara di sektor pertanian. (*)
Baca juga: Mulai Diisi Akhir Juni, Bendungan Semantok Nganjuk Dapat Mencegah Kekeringan 1.900 Hektar Sawah