JAKARTA, LINTAS — Pemerintah menegaskan komitmennya memaksimalkan fungsi Bendungan Logung di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebagai sumber irigasi strategis untuk memperkuat ketahanan pangan. Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang percepatan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi nasional.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/9/2025), menyatakan, pengelolaan bendungan harus optimal. Baik secara teknis maupun pemanfaatannya, sebagai pasokan air yang stabil sepanjang tahun, terutama saat kemarau.
“Bendungan penting untuk menyiapkan air, tetapi memastikan air sampai ke sawah lewat jaringan irigasi yang terintegrasi juga sangat penting. Bapak Prabowo sejak awal sudah menekankan pentingnya irigasi pertanian. Karena itu, dibuatlah Inpres No 2/2025 yang menjadi dasar percepatan rehabilitasi dan pembangunan saluran irigasi di seluruh Indonesia,” kata Dody saat meninjau Bendungan Logung, Sabtu (6/9/2025).







Sebagai tindak lanjut, tahun ini akan dimulai pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier sepanjang 20 kilometer. Jaringan itu akan memanfaatkan aliran primer dari Bendungan Logung. Termasuk irigasi sekunder untuk menjaga kestabilan suplai air hingga lahan paling hilir.
Mereduksi Potensi Banjir
Bendungan Logung, yang rampung dibangun pada 2018 dan beroperasi sejak 2019, memiliki kapasitas tampung 20,15 juta meter kubik dengan luas genangan 144 hektar. Infrastruktur ini menyuplai air ke Daerah Irigasi Logung seluas 4.666 hektar di Kudus dan Pati. Manfaat langsung dirasakan oleh 2.418 hektar lahan eksisting, 1.009 hektar sawah tadah hujan, serta 1.238 hektar lahan kewenangan kabupaten.
Dengan pasokan air yang lebih terjamin, intensitas tanam di Kudus dan Pati meningkat. Air bendungan mengalir melalui saluran primer 4,8 kilometer dan saluran sekunder 44,2 kilometer, menggantikan ketergantungan petani pada hujan.

Selain itu, Bendungan Logung juga memasok air baku 200 liter per detik untuk Kota Kudus dan sekitarnya. Bendungan ini mereduksi potensi banjir hingga 105 meter kubik per detik di wilayah hilir serta berpotensi menghasilkan listrik tenaga mikro hidro sebesar 0,5 MW.
Potensi wisata di kawasan sekitar juga berkembang. Kehadiran bendungan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, sekaligus memperkuat visi Astacita Presiden Prabowo Subianto di bidang pangan dan ekonomi rakyat. (HRZ)
Baca Juga: Progres Konstruksi Bendungan Jlantah di Jawa Tengah Sudah 93,25 Persen





