Home Berita Bahan Baku Produksi Lokal Minim, Tantangan Program MBG di Kepulauan Nias

Bahan Baku Produksi Lokal Minim, Tantangan Program MBG di Kepulauan Nias

Share

GUNUNGSITOLI, LINTAS – Di daerah terluar, seperti Kepulauan Nias, penyediaan bahan baku untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi tantangan tersendiri. Mendatangkan bahan MBG dari luar kepulauan menjadi pilihan terbaik.

“Hampir tidak ada peternak ayam lokal, baik petelur maupun pedaging, yang mampu menyediakan kebutuhan untuk MBG. Jika kebutuhan per hari, misalnya 6.000 butir telur saja, belum ada yang bisa menyediakannya,” ujar seorang mitra pelaksana MBG di Kepulauan Nias, Christian Zebua, Selasa (29/7/2025).

Tidak hanya telur, bahan lain seperti beras, sayur-sayuran: wortel, kentang, daging, juga terpaksa harus bekerja sama dengan para pemasok dari luar daerah.

Lapangan Kerja

Dalam perbincangan dengan Lintas, Christian—yang juga mantan Panglima Kodam 17/Cenderawasih tersebut—mendorong semua pemangku kepentingan untuk menangkap peluang investasi.

“Para kepala daerah mestinya segera memikirkan agar ada UMKM atau perusahaan yang bergerak di bidang peternakan, termasuk perkebunan, yang hasil produksinya bisa ditampung oleh mitra pelaksana MBG,” ujar Christian.

Persiapan dapur MBG di Kota Gunungsitoli. | Dok. Pribadi

Menurut dia, kesempatan ini bisa menjadi salah satu upaya membuka lapangan kerja bagi warga di Kepulauan Nias.

Selain itu, UMKM dan para peternak rumahan juga diharapkan bersemangat kembali karena produksi mereka dipastikan sudah ada yang menampung. Para pengepul bisa mulai memikirkan untuk menjalin kerja sama dengan para peternak.

Christian juga mengajak para investor di Kepulauan Nias bergabung dan mau membuat dapur MBG.

Bermanfaat

Pelaksanaan MBG yang ditargetkan bisa meningkatkan gizi para siswa penerima manfaat sehingga dapat menjadi sumber daya manusia (SDM) berkualitas.

Christian Zebua terus memastikan persiapan pelaksanaan MBG di Kepulauan Nias. | Dokumen Pribadi

“Untuk konteks Kepulauan Nias, program ini sangat bermanfaat. Kita tahu bahwa banyak keluarga yang tidak bisa menyediakan sarapan dan uang jajan bagi anaknya. Ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswa di Kepulauan Nias,” ujar Christian.

Adapun terkait permasalahan yang sering ditemui dalam pelaksanaan MBG di sejumlah tempat, Christian terus mempelajarinya. Lewat koperasi yang didirikannya, para pengurus mempersiapkan sehingga hal serupa terjadi.

Beberapa kejadian, misalnya terjadi keracunan. Christian sudah mengantisipasinya dengan adanya sistem operasi yang baik. “Jika SOP (prosedur operasi standar) dijalankan, hal itu pasti tidak terjadi,” ujarnya. (HRZ)

Baca Juga: Infrastruktur untuk Gizi Anak di Daerah 3T Dipercepat

Share