JAKARTA, LINTAS – Lonjakan urbanisasi menjadi tantangan serius bagi pembangunan kota di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya pengembangan hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai solusi cerdas menghadapi pertumbuhan penduduk kota yang tak terelakkan.
“Tren ke depan, 70 persen penduduk kita akan tinggal di kota. Urbanisasi itu tidak bisa dicegah, tapi harus kita antisipasi segala konsekuensinya,” ujar AHY dalam pembukaan International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Menurut AHY, perkembangan kawasan metropolitan harus dibarengi dengan penguatan layanan publik dan pembangunan infrastruktur dasar. Salah satu yang paling mendasar adalah perumahan yang terintegrasi dengan transportasi publik.
“Konsep TOD mengemuka untuk urban population, terutama di kota-kota besar. Hunian harus sedekat mungkin dengan simpul transportasi publik seperti MRT, LRT, KRL, hingga bus ramah lingkungan,” ujarnya.
TOD Jadi Strategi Antisipasi Urban Sprawl
Konsep TOD tidak hanya menawarkan efisiensi mobilitas, tapi juga mendukung pengurangan emisi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat perkotaan. AHY menekankan bahwa perencanaan kota harus dilakukan secara terintegrasi dan melibatkan berbagai kementerian dan lembaga.
“Kementerian ATR/BPN harus pastikan ketersediaan lahannya. Kementerian PKP juga harus mengukur berapa jumlah rumah yang dibutuhkan untuk menekan backlog. Sekarang ini, backlog perumahan kita masih cukup tinggi,” tambahnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat backlog perumahan Indonesia mencapai lebih dari 12 juta unit hingga 2024. Pemerintah sendiri menargetkan pembangunan 3 juta rumah pada periode pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.
Wakil Direktur Utama Perum Perumnas, Tambok Setyawati, menyebut TOD sebagai peluang strategis untuk menciptakan kawasan hunian yang tidak hanya nyaman tetapi juga produktif dan inklusif.
“Konsep TOD tidak boleh hanya dilihat sebagai proyek properti, tapi juga harus menjadi pusat aktivitas masyarakat. Untuk itu, perlu kolaborasi erat antarpemangku kepentingan,” kata Tambok.
Baca Juga: Maruarar Tawarkan Proyek Hunian di Karawaci ke Investor Global lewat ICI 2025
Perumnas yang menjadi pelopor pengembangan TOD di Indonesia menempatkan proyek-proyek hunian langsung terintegrasi dengan simpul transportasi, seperti stasiun KRL di Jabodetabek. Salah satu contohnya adalah proyek TOD di Stasiun Tanjung Barat dan Pondok Cina, yang dikembangkan di titik nol kilometer dari jalur komuter.
24 Proyek TOD Ditawarkan di ICI 2025
Sebagai bagian dari upaya mempercepat pembangunan perumahan berbasis TOD, pemerintah melalui Kementerian PKP menawarkan 24 proyek hunian, sebagian besar berkonsep TOD, kepada investor dalam negeri dan asing pada forum ICI 2025.
Proyek-proyek ini mencakup berbagai wilayah strategis di Indonesia dan diharapkan menarik minat investor yang tertarik pada pembangunan berkelanjutan dan efisien secara spasial. (GIT)





