Jakarta, Lintas – PT Waskita Beton Precast Tbk atau WSBP menargetkan proses konversi utang vendor menjadi saham kelar pada akhir triwulan II-2023. Total utang vendor yang akan dikonversi menjadi saham sekitar Rp 1,52 triliun.
Hal ini terungkap dalam Public Expose insidentil secara daring, Rabu (15/3/2023). Public Expose insidentil ini digelar dalam rangka pemenuhan persyaratan pencabutan suspensi perdagangan saham oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pemaparan disampaikan oleh seluruh jajaran Board of Director Waskita Beton Precast kepada para investor.
Pada kesempatan tersebut, Director of Finance & Risk Management Waskita Beton Precast Asep Mudzakir mengatakan, sekitar Rp 690 miliar utang akan diselesaikan dengan kas perusahaan secara bertahap mulai akhir Maret ini.
Berdasarkan Harga Pasar
Pembukaan suspensi saham, tambahnya, adalah milestone penting dalam proses konversi utang para kreditur Waskita Beton Precast. Nilai debt to equity conversion akan ditentukan berdasarkan harga pasar menggunakan metode Volume Weighted Average Price (VWAP) 45 hari.
“Perhitungan VWAP 45 hari akan dimulai setelah suspensi saham dicabut,” ujar Asep.
Pada kesempatan sama, President Director Waskita Beton Precast FX Poerbayu Ratsunu mengungkapkan optimismenya di tahun ini. Alasannya adalah hasil kinerja operasional perseroan yang kuat pada tahun 2022 dan katalis pemulihan berkelanjutan pascapandemi Covid-19.
Target perolehan nilai kontrak baru Waskita Beton Precast tahun 2023, tambahnya, adalah Rp 3,8 triliun. Angka ini lebih besar dua kali lipat daripada capaian tahun 2022.
“WSBP menegaskan strategi ekspansi pasar di segmen Pemerintah, BUMN serta swasta domestik dan overseas akan menjadi kunci pertumbuhan kontrak baru tahun ini,” jelasnya.
Ia meneruskan, target penjualan 2023 adalah sebesar Rp 2,3 triliun. Angka ini tumbuh 15% dibandingkan tahun 2022. Target pertumbuhan tersebut akan ditopang oleh tiga segmen bisnis utama Waskita Beton Precast, yaitu penjualan beton pracetak, readymix, dan jasa konstruksi. (BAS)