JAKARTA, LINTAS – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung–Pandeglang di Provinsi Banten sebagai salah satu proyek prioritas dalam pengembangan perkeretaapian nasional.
Jalur sepanjang 19 kilometer itu dinilai memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan mobilitas masyarakat.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, saat media briefing pada Selasa (30/9/2025) mengungkapkan, langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat konektivitas antardaerah sekaligus mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui kerja sama dengan investor swasta.
Rencana reaktivasi jalur kereta api Rangkasbitung–Pandeglang merupakan bagian dari Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (Ripnas) 2030, yang mencakup kebijakan pengaktifan kembali 13 jalur KA nonaktif di Pulau Jawa.
Kesiapan Teknis
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Allan Tandiono menjelaskan, reaktivasi dilakukan secara bertahap berdasarkan hasil kajian manfaat sosial dan kesiapan teknis.
“Untuk jalur lainnya akan dikaji terkait prioritas dan kesiapannya. Besaran biaya sangat bergantung pada panjang jalur, kondisi prasarana eksisting, kebutuhan pembebasan lahan, serta standar teknis yang diterapkan,” kata Allan di tempat yang sama.
Menurutnya, untuk jangka menengah, pemerintah bersama Pemda Banten telah menyepakati pembagian peran. Pemerintah pusat melalui DJKA akan menangani prasarana, sedangkan Pemda membantu proses pembebasan lahan dan penertiban kawasan.
Baca Juga: Pengamat INSTRAN: Bus Angkutan Perintis Amat Dibutuhkan di NTT
“Untuk tahun depan (2026) fokusnya pada tahap perencanaan, termasuk pembebasan lahan jika dibutuhkan,” ujarnya.
Allan menegaskan, setiap proyek reaktivasi harus memberikan dampak sosial dan ekonomi yang nyata bagi masyarakat, seperti peningkatan mobilitas, kelancaran distribusi logistik, dan tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru.
“Kami ingin memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” tegasnya. (CHI)