Jakarta, Lintas – PT Jasa Marga (Persero) Tbk menilai, manajemen rest area yang baik turut memperlancar arus mudik dan balik Lebaran 2023 via jalan tol. Hal ini terlihat dari tidak terjadinya antrean kendaraan yang signifikan di rest area meskipun volume lalu lintas melonjak selama libur Lebaran 2023.
Jasa Marga sendiri mengelola Rest Area Travoy melalui anak usahanya, PT Jasamarga Related Business (JMRB). PT JMRB juga melakukan supervisi terhadap rest area mitra di ruas Jasa Marga Group.
Menurut Direktur Pengembangan Usaha Jasa Marga M. Agus Setiawan, sejumlah penanganan operasional di rest area yang telah direncanakan oleh Jasa Marga berjalan dengan baik dan efektif.
“Dibandingkan tahun sebelumnya, pada arus mudik dan balik tahun 2023 ini, tidak terjadi kepadatan yang signifikan di rest area. Sejumlah peningkatan pelayanan dilakukan oleh Jasa Marga untuk menciptakan mudik yang aman dan berkesan. Salah satunya tentu saja di rest area dan fasilitasnya yang tidak bisa dipisahkan dari operasional jalan tol,” papar Agus dalam keterangan tertulis, Rabu (3/5/2023).
Naik Signifikan
Agus menambahkan, pada periode arus mudik dan balik tahun 2023, PT JMRB mencatat peningkatan volume kendaraan pada 11 rest area utama di Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Tol Cipularang.
Pada arus mudik, terjadi peningkatan volume total harian rata-rata kendaraan, dari 61.236 kendaraan menjadi 78.730 kendaraan. Artinya, terjadi peningkatan sebesar 29 persen dibanding kondisi normal.
Pada arus balik, volume total harian rata-rata kendaraan dari 61.234 kendaraan. Angka ini naik 60 persen menjadi 97.682 kendaraan pada arus balik Lebaran 2023.
“Pada arus mudik, peningkatan lalu lintas tertinggi terjadi di Rest Area Km 39A dan Km 57A Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Rest Area Km 72A dan Km 88A Jalan Tol Cipularang, dan Rest Area Km 207A Jalan Tol Palikanci. Sementara itu pada arus balik, terpantau Rest Area Km 62B Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Rest Area 97B dan 88B Jalan Tol Cipularang yang memiliki peningkatan lalu lintas tertinggi,” ungkap Agus.
Tingginya jumlah kendaraan yang masuk ke rest area tentu mempengaruhi kapasitas parkir. Kapasitas parkir dan ketersediaannya diinformasikan kepada pengguna jalan secara real time melalui Rest Area Management System (RAMS). RAMS ini terintegrasi dengan Dynamic Message Sign (DMS) di lajur jalan tol.
Dengan begitu, pengguna jalan bisa memutuskan untuk tetap masuk ke rest area terdekat tersebut atau ke rest area selanjutnya. Bahkan, pengguna juga bisa keluar jalan tol sejenak, mengingat tarif di Jalan Tol Trans Jawa dikenakan sesuai dengan jarak yang ditempuh (sistem tertutup).
Koordinasi
“Pengguna jalan juga bisa memantau kondisi rest area secara real time melalui aplikasi Travoy untuk membantu merencanakan perjalanan dengan lebih baik lagi. Manajemen rest area juga semakin baik dan tepat dengan perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik antara pengelola rest area dengan pihak Kepolisian, salah satunya dicapai dengan pemberlakuan sistem buka-tutup rest area atas diskresi Kepolisian,” ujar Agus.
Hal senada disampaikan oleh Direktur Pengelolaan Gedung dan Fasilitas PT JMRB Tita Paulina Purbasari. Atas diskresi Kepolisian, sempat diberlakukan sistem buka-tutup di sejumlah rest area secara situasional.
Sistem buka-tutup rest area pada tahun ini dilakukan dengan durasi yang cukup singkat, yakni sekitar 5–10 menit sehingga antrean kendaraan di on ramp rest area tidak menjalar hingga ke jalur utama tol.
“Keberhasilan penanganan operasional di rest area pun tidak terlepas dari penambahan satuan tugas (Satgas), petugas keamanan, dan petugas kebersihan. Termasuk dengan bantuan dari pihak Kepolisian, Dinas Kesehatan, dan stakeholder lainnya yang mendirikan posko layanan dan kesehatan untuk membantu para pemudik,” tandas Tita. (BAS)





