PEKANBARU, LINTAS – Kendaraan Over Dimension Over Load (ODOL) atau kelebihan muatan menjadi fokus yang tengah dibenahi Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Riau. Keberadaan jembatan timbang diharapkan dapat menjadi solusinya.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Riau, Avi Mukti Amin. S.SIT, M.T, saat ditemui Lintas di Kota Pekanbaru, mengakui adanya tantangan dalam menghadapi kendaraan ODOL tersebut.
“Jadi kalau tantangan kami terkait kendaraan ODOL ini adalah bagaimana memberikan edukasi ke masyarakat. Masyarakat harus memahami penanganan kendaraan ODOL adalah untuk mengurangi angka kecelakaan, menjaga keberlangsungan jalan nasional dan mengendalikan inflasi,” kata Avi.
Selain itu, dengan wilayah Provinsi Riau yang luas serta jumlah sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, juga menjadi persoalan tersendiri dalam mengatasi kendaraan ODOL.
“Ditambah lagi terbatasnya prasarana yang kita miliki. Saat ini kita memiliki Lintas Timur, Barat dan Tengah dan untuk melakukan pengawasan serta pengendalian ada di beberapa jaringan tersebut. Namun simpul pengawasan dan pengendalian itu jumlahnya masih terbatas, karena baru ada dua jembatan timbangan yang beroperasi (Muara Lembu dan Balai Raja) dan akan ada tambahan satu UPPKB Tenayan Raya,” ujarnya.
Avi mengakui, dengan jumlah jembatan timbang saat ini masih dirasakan kurang untuk menjaring seluruh pergerakan angkutan barang.
“Saat ini kita masih mengkaji dengan keberadaan jembatan timbang ini apakah mengurangi kendaraan ODOL hingga berapa persen. Namun dengan dua saja kami akui masih kurang, meski dari Timur dan penghubung lintas kenyatannya belum mengurangi angka kendaraan ODOL,” tuturnya.
Karena, jika dilihat dari evaluasi harian, penyimpangan yang banyak ditemukan adalah terkait dimensi dan tata cara muat kendaraan yang mencapai 90 persen. Disebutkan oleh Avi, per hari kendaraan yang masuk ke jembatan timbang berkisar antara 100-150 kendaraan.
“Kalaupun ada penurunan, tidak signifikan. Namun dengan penindakan hukum dan edukasi ke masyarakat ada pengurangan satu persen, dan kami akan evaluasi lagi, mengingat tantangan yang cukup luar biasa di Provinsi Riau ini,” kata Avi.
Adapun kendaraan truk yang kelebihan muatan, lebih banyak membawa kayu, sawit dan komoditas bahan pokok. (CHI/PAH/NSN)
Baca Juga: Mengenal Jembatan Timbang Portabel di Jalan