BEKASI, LINTAS — PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) kini tengah menunggu keputusan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkait penanganan tikungan berbahaya di Jalan Tol Cipularang Km 100 hingga Km 90 yang sering menjadi lokasi kecelakaan.
Masalah ini mencuat setelah temuan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang mengungkapkan adanya kelandaian tajam yang bisa membahayakan pengendara.
Atika Dara Prahita, Operation & Maintenance Management Group Head Jasa Marga, mengatakan bahwa perusahaan masih menunggu keputusan resmi dari Kementerian PU dan rekomendasi dari KNKT terkait langkah perbaikan yang akan diambil.
“Kami masih menunggu aturan lebih lanjut yang akan diputuskan oleh Kementerian PU serta rekomendasi dari KNKT,” ujarnya dalam konferensi pers di Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC), Bekasi, Jawa Barat, Jumat (13/12/2024).
Menurut temuan sementara KNKT, kelandaian jalan pada tikungan antara KM 100 hingga KM 90 memiliki kemiringan mencapai 5-8 persen, yang menurut regulasi lama pada 1997, masih diizinkan untuk jalan dengan kecepatan 60 km/jam.
Namun, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 5 Tahun 2023 kini membatasi kemiringan maksimal jalan tol hanya 5 persen sehingga kondisi ini menjadi perhatian serius.
Selain masalah kelandaian jalan, KNKT juga menemukan bahwa di Km 97, rest area tipe A memiliki radius tikungan yang terlalu tajam untuk kendaraan besar dan kapasitas yang hanya mampu menampung 8 unit kendaraan.
Angka ini jauh di bawah standar yang diatur dalam Permen PUPR Nomor 28 Tahun 2021 yang mengharuskan kapasitas rest area lebih besar.
Dengan berbagai masalah yang ditemukan, Jasa Marga bersama pihak terkait kini tengah menunggu arahan dari pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini agar keselamatan pengguna jalan tol dapat terjamin. (GIT)
