JAKARTA, LINTAS – Pelayanan penyeberangan di lintasan Ketapang–Gilimanuk diperkuat menyusul meningkatnya volume kendaraan logistik imbas penutupan Jalur Gumitir akibat proyek preservasi jalan nasional.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan bersama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan seluruh pemangku kepentingan terkait bahu membahu menjaga kelancaran arus logistik serta keselamatan pelayaran lintas Jawa–Bali.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, menegaskan bahwa seluruh kapal yang beroperasi saat ini telah dinyatakan laik laut dan beroperasi sesuai ketentuan. Khusus kapal ex-LCT (Landing Craft Tank) yang difungsikan untuk angkutan kargo dan alat berat, Ditjen Hubla menerapkan pembatasan kapasitas secara ketat.
“Kapal ex-LCT hanya diperbolehkan mengangkut maksimal enam unit truk tronton, tanpa penumpang umum. Sopir dan kenek dibatasi satu orang per kendaraan dan keduanya wajib menggunakan pelampung selama pelayaran,” jelas Masyhud, Sabtu (26/7/2025).
Respons Cepat Atasi Lonjakan Kendaraan
Penutupan Jalur Gumitir yang akan berlangsung hingga 24 September 2025 berdampak langsung pada arus lalu lintas menuju Pelabuhan Ketapang. Kendaraan logistik dialihkan ke jalur utara dan menyebabkan lonjakan volume di kawasan pelabuhan.
KSOP Kelas III Tanjung Wangi melaporkan meskipun terjadi peningkatan permintaan, antrean kendaraan yang sempat mengular kini mulai terkendali. Di lapangan, sejumlah langkah strategis telah diambil, seperti penyediaan kantong parkir di Bulusan, penambahan armada, dan percepatan proses bongkar muat kapal.
“Saat ini pelayanan tetap berjalan lancar meskipun dilakukan pembatasan angkut. Setiap kapal ex-LCT hanya memuat enam truk besar demi menjamin keselamatan pelayaran,” imbuh Masyhud.
27 Kapal Dikerahkan, Kapasitas Ditingkatkan
Hingga Minggu pagi (27/7/2025), sebanyak 26 kapal aktif melayani lintas Ketapang–Gilimanuk dengan pola operasi delapan trip per hari. Jumlah ini akan bertambah seiring masuknya KMP Gading Nusantara milik PT Jembatan Nusantara, anak usaha ASDP, sebagai kapal perbantuan tambahan.
Kapal ini sebelumnya melayani lintasan Padangbai–Lembar dan kini akan memperkuat layanan di Dermaga Bulusan. Kapasitasnya mencapai 30–40 unit kendaraan campuran atau setara 30 truk tronton.
“Dengan tambahan KMP Gading Nusantara, kapasitas angkut dapat lebih merata dan penumpukan di satu jalur bisa dihindari,” ujar Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP.
Ia menambahkan, antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang kini hanya sekitar 1,3 hingga 2 kilometer, jauh menurun dari puncaknya yang sempat mencapai 30 kilometer.
Distribusi Armada dan Penataan Dermaga
General Manager ASDP Ketapang, Yannes Kurniawan, menjelaskan bahwa pengaturan jenis kapal di setiap dermaga dilakukan secara strategis untuk pemerataan distribusi muatan. Enam kapal di Dermaga LCM diarahkan khusus untuk mengangkut truk bertonase di atas 35 ton.

Berikut susunan kapal berdasarkan dermaga:
- Dermaga MB I: KMP Prathita IV, Gerbang Samudera 2, Jalur Nusa, Dharma Rucitra, Trisila Bhakti I
- MB II: Trisila Bhakti II, Bontang Ekspres, Gilimanuk I, Jambo VIII, Sumber Berkat II
- MB III: Gilimanuk II, Bintang Balikpapan, Dharma Ferry I, Cemerlang No. 55, Trima Jaya 9
- MB IV: Tunu Pratama Jaya 5888, Jambo X, Karya Maritim II, Swarna Cakra
- Dermaga LCM: Karya Maritim I, Samudera Utama, Liputan 12, Agung Samudera IX, Pancar Indah, SMS Swakarya, Samudera Perkasa I
Pengoperasian kapal juga menyesuaikan dengan kondisi cuaca. BMKG melaporkan bahwa kondisi perairan cukup bersahabat dengan angin 5–15 knot, gelombang laut 0,2–2 meter, dan jarak pandang mencapai 10 kilometer.
Komitmen Layanan dan Keselamatan
Ditjen Hubla bersama ASDP, KSOP Tanjung Wangi, BPTD Kelas II Jawa Timur, Kepolisian, dan BMKG terus melakukan koordinasi intensif demi menjaga kelancaran logistik antar pulau.
“Semua pihak harus mengutamakan keselamatan. Load factor dikendalikan, awak kapal dan kendaraan wajib memenuhi standar pelayaran,” tegas Masyhud.
Baca Juga: Bendungan Cijurey di Bogor Bakal Suplai Irigasi Ribuan Hektar Sawah
Sementara itu ASDP juga mengimbau masyarakat pengguna jasa untuk terus memantau informasi terbaru, mengikuti arahan petugas, serta memperhatikan kondisi lalu lintas dan rute alternatif sebelum menuju Pelabuhan Ketapang.
“Kami akan terus menjaga konektivitas Jawa–Bali agar tetap aman, lancar, dan terkendali, khususnya di tengah tantangan lalu lintas yang dinamis akibat penutupan Jalur Gumitir,” pungkas Shelvy. (CHI)