JAKARTA, LINTAS – Untuk aman dari berbagai potensi bencana alam, termasuk ancaman dampak akibat musim hujan, kereta cepat Whoosh dilengkapi dengan teknologi berupa sensor setiap 20 kilometer di sepanjang trase. Alat sensor tersebut akan mengirim data terkait intensitas hujan ke pusat kendali.
Jika curah hujan yang terdeteksi berpotensi menimbulkan ancaman, tindakan mitigasi pun dapat segera dilakukan, salah satunya dengan menurunkan kecepatan maksimal perjalanan.
Demikian disampaikan General Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa, Kamis (10/11/2023), menjawab pertanyaan Lintas soal kesiapan KCIC menghadapi musim hujan.
“Memasuki musim hujan berbagai langkah antisipasi untuk mengamankan operasional perjalanan kereta cepat Whoosh telah disiapkan KCIC. Keselamatan dan kenyamanan penumpang merupakan hal yang paling utama dalam operasional Kereta Cepat Whoosh,” kata Eva dalam percakapan Whatsapp dengan Lintas.
Eva memaparkan, KCIC memiliki berbagai instrumen untuk melindungi kereta cepat dari bahaya, seperti Disaster Monitoring Center, sensor pendeteksi ancaman keselamatan, seperti benda asing di sepanjang trase, dan Disaster Monitoring Terminal di Tegalluar sebagai pusat pengelolaan data kebencanaan
Adapun KCIC juga memiliki pusat pengelolaan data yang dilengkapi dengan perangkat canggih untuk memantau dan mengelola semua aspek keamanan.
“Ini adalah komitmen kami untuk memberikan kontrol yang ketat atas situasi apa pun yang mungkin terjadi,” kata Eva.
Drainase Baik
Dijelaskan Eva, fungsi sensor tidak hanya mendeteksi hujan, tetapi juga untuk proteksi dari ancaman angin kencang, terdapat 17 unit sensor yang bisa mengukur arah dan kecepatan angin.
“KCIC juga sudah menggunakan Lightning Protection System yang lengkap sehingga dapat meningkatkan keamanan perjalanan di tengah sambaran petir,” kata Eva.

Selain itu, dalam hal konstruksi, KCIC telah dan akan terus memastikan bahwa jalur kereta cepat memiliki drainase yang baik sehingga tingginya curah hujan tidak akan membahayakan jalur kereta cepat.
Jalur kereta cepat sendiri terdiri dari 82,7 km jalur layang, 42,7 km jalur di atas tanah, dan 13 terowongan dengan total panjang terowongan 16,8 km. Seluruh prasarana pada jalur Kereta Cepat Whoosh dipastikan dalam kondisi yang andal dan siap menghadapi musim hujan ini.
Berbagai fitur yang diterapkan pada Kereta Cepat Whoosh digunakan untuk dapat mengantisipasi berbagai potensi gangguan eksternal yang dapat menghambat hingga membahayakan perjalanan Kereta Cepat Whoosh.
Selain itu, seluruh jalur yang dilalui kereta cepat juga telah dilengkapi pagar pengaman untuk sterilisasi jalur dari orang yang tidak berkepentingan atau hewan.
Hal ini sangat penting mengingat banyak peralatan listrik bertegangan tinggi di lokasi dan kereta cepat akan berhenti jika terdapat benda asing, orang dan hewan pada jalur lintas karena membahayakan keselamatan.
Untuk meningkatkan pengawasan, kata Eva, KCIC juga telah memasang CCTV di sepanjang jalur dan menyiagakan petugas untuk pengamatan langsung di lapangan. Melalui langkah tersebut, dimungkinkan melakukan respons yang cepat terhadap situasi darurat dan mendeteksi jika ada pergerakan benda asing atau hal lain yang membahayakan keselamatan.
Seperti diberitakan sebelumnya, dengan tingginya animo masyarakat, jadwal Whoosh ditingkatkan menjadi 36 perjalanan dari sebelumnya 28-32 perjalanan. (HRZ)
Baca Juga: Whoosh Kini 36 Perjalanan, Beroperasi 1 Jam Sekali



