JAKARTA, LINTAS – Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi yang terus bertambah, menghadapi tantangan besar dalam hal pembangunan berkelanjutan. Salah satu solusi yang semakin populer adalah penerapan konsep bangunan hijau.
Bangunan hijau adalah bangunan yang dirancang dan dibangun dengan mempertimbangkan dampak lingkungan, efisiensi energi, serta kesejahteraan penghuninya.
Menurut Marketing Executive Printiz Indonesia, Delilah Ivo Saraswati, penerapan bangunan hijau di Indonesia bukan hanya sebuah pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk masa depan yang berkelanjutan.
“Untuk bangunan di Jakarta sudah ada beberapa yang berstandrat bangunan hijau, seperti ada Sequis Center Jakarta, Kementerian PU Jakarta, dan Menara BCA Jakarta,” tutur Delilah, saat menjadi pembicara dalam workshop “Bangunan Hijau” dalam rangka “SUSTAINERGY X: Expresikan Diri dengan Energi Terbarukan” yang diselenggarakan Yayasan Generasi Energi Bersih bekerja samayang diadakan di M Bloc, Minggu (21/7/2024).
Seperti diketahui standardisasi bangunan hijau ini diatur dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2023 tentang Bangunan Gedung Cerdas (BGC), dan sudah ada Lembaga yang berwenang memberikan seritifkasi bangunan hijau, yaitu GBCI atau Green Building Council Indonesia.
Tahun 2023 bumi mengalami suhu global terpanas yang pernah tercatat dalam 100.000 terakhir. Bahkan di Asia Tenggara mencapai rekor panas tertinggi: Filipina mencatat suhu tertinggi yaitu 54°C pada tahun 2024.

“Nah, karena semakin panas sehingga bangunan juga terus menggunakan system pendingin atau AC dan menyumbang 60 persen konsumsi energi dalam bangunan disebabkan oleh system pendingin, padahal 40 persen emisi karbon di bumi itu berasal dari sektor bangunan yang ada,” ujar Delilah.
Ia menjelaskan, dengan manfaat yang signifikan bagi lingkungan, kesehatan, dan ekonomi, serta tantangan yang dapat diatasi melalui kerja sama berbagai pihak, bangunan hijau menawarkan solusi yang komprehensif bagi pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia.
“Dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan visi ini dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tuturnya. (NEL)
Baca Juga: Kurangi Kendaraan Pribadi, Jalan Utama Perlu Ditarik Tarif yang Tinggi
 
			         
								 
												 
								