Home Berita Bandara Juanda Jadi Proyek Percontohan Penataan Logistik, Pertama di Indonesia

Bandara Juanda Jadi Proyek Percontohan Penataan Logistik, Pertama di Indonesia

Share

SURABAYA, LINTAS – Bandara Juanda Surabaya ditetapkan sebagai proyek percontohan atau pilot project implementasi Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional atau National Logistics Ecosystem (NLE).

Bandara Juanda Surabaya sekaligus menjadi bandara Angkasa Pura Airports dan bandara pertama di Indonesia yang menerapkan Program NLE.

Direktur Komersial dan Pelayanan Angkasa Pura (AP) Airports Dendi T Danianto mengatakan, AP Airports berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya implementasi Program NLE.

“Dengan proses bisnis yang semakin efisien, maka hal ini akan turut berdampak positif terhadap efektivitas layanan kargo, peningkatan cargo throughput, serta pada akhirnya bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan,” ujar Dendi, dalam keterangannya di web AP1, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Layani Penerbangan Umrah, Bandara Dhoho Beroperasi Awal 2024

NLE merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Program ini diatur melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.

Melalui penetapan ini, Bandara Juanda Surabaya mulai menerapkan pilar keempat dari Program NLE, yakni penataan tata ruang kepelabuhan dan jalur distribusi barang.

Implementasi dari pilar keempat ini adalah melalui penerapan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) sebagai lokasi inpeksi gabungan atau joint inspection pemeriksaan Bea Cukai dan Karantina, serta stakeholders terkait.

Dendi juga menambahkan, fasilitas TPFT di Bandara Juanda Surabaya saat ini telah selesai 100 persen secara fisik, serta telah mempersiapkan prosedur baru terkait pergerakan barang yang telah disepakati oleh para stakeholders.

Bandara Juanda Surabaya. | Dok. AP Airports
Bandara Juanda Surabaya. | Dok. AP Airports

Lebih Efisien

Melalui implementasi TPFT tersebut, proses bisnis pelayanan logistik di Bandara Juanda Surabaya menjadi lebih efisien.

Hal ini melalui pengurangan proses bisnis dari 8 proses menjadi 6 proses, pengurangan titik bongkar muat dari 3 titik menjadi 1 titik.

Pengurangan proses pembongkaran logistik dari 2 proses menjadi 1 proses, pengurangan dokumen fisik dari 4 dokumen menjadi 2 dokumen.

“Diharapkan akan memberikan dampak terhadap penurunan biaya pemeriksaan kargo sebesar 30 persen hingga 40 persen,” tutur Dendi.

“Simplifikasi dan efisiensi proses bisnis di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) ini menjadi salah satu kunci dari peningkatan pelayanan kargo dan logistik di Bandara Juanda Surabaya ke depannya.”

Angkasa Pura Airports akan mulai menerapkan program ini di tiga bandara lain yang termasuk bandara prioritas implementasi Program NLE.

Bandara itu yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, serta Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Dalam mendukung Program NLE, Angkasa Pura Airports juga telah menerapkan Cargo Integrated System (CIS) 2.0, yakni sistem yang mendukung digitalisasi proses bisnis di terminal kargo bandara.

Per 1 November, Angkasa Pura Airports telah menerapkan CIS 2.0 di 10 bandara, serta ditargetkan akan diimplementasikan di 14 bandara mulai 1 Januari 2024 mendatang. (CHI)

Baca Juga: Kemenhub Apresiasi Dukungan Masyarakat kepada Pembangunan Bandara IKN

Share

Leave a Comment

ARTIKEL TERKAIT

Majalah Lintas Official Logo
Majalahlintas.com adalah media online yang menyediakan informasi tepercaya seputar dunia infrastruktur, transportasi, dan berita aktual lainnya, diterbitkan oleh PT Lintas Media Infrastruktur.

Copyright © 2025, PT Lintas Media Infrastruktur. All rights reserved.