Menjadi atlet angkat besi bagi Immanuel Roger adalah cita-cita sejak kecil. Lulusan SMKN 3 Jambi ini rupanya sejak usia remaja sudah menyukai olahraga yang membutuhkan ketahanan otot dalam mengangkat lempengan besi itu. Sang ayah dan kakek, yang juga seorang atlet angkat besi berprestasi dan juara dunia, adalah inspirasi dan motivasi utama Immanuel.
Immanuel Roger On Christo Depthios, putra pertama dari tiga bersaudara ini merupakan anak dari ayah bernama Enosh Depthios dan ibu bernama Meri Christina. Ayahnya kelahiran Mamuju, Sulawesi Barat. Ibunya asli Medan.
Saat ini, pemuda kelahiran 2002 tersebut juga berstatus mahasiswa di STT Sapta Taruna. Tepatnya mahasiswa semester IV dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Sipil.
Immanuel bercerita bahwa menjadi seorang mahasiswa dan juga seorang atlet angkat besi merupakan tantangan yang cukup luar biasa bagi dirinya. Terutama dalam hal membagi waktu antara belajar dan latihan.

“Tiap sore saya berlatih, displin dalam hal apa pun, terutama makan dan latihan. Saya juga harus membeli suplemen penunjang latihan. Pintar-pintar membagi waktu sangat penting. Sepanjang hari dari pagi hingga sore saya terus berlatih. Karena itu, saya memilih kuliah dan ambil kelas karyawan. Masuk kuliahnya pada malam hari,” jelasnya.
Pecahkan Rekor
Immanuel mengaku sangat beruntung bisa kuliah STT Sapta Taruna yang memiliki kelas khusus karyawan. Selesai latihan, ia pun meluncur ke kampusnya di Jalan DI Pandjaitan Kav 12 Cawang, Jakarta Timur.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Begitu kata pepatah klasik. Ini berlaku bagi Immanuel. Ia pun termotivasi mengikuti jejak sang ayah dan kakek untuk bisa juga menorehkan prestasi di bidang angkat besi. Ayahnya, Enos Depthios, pernah tampil di sejumlah ajang, seperti SEA Games Malaysia 1989, SEA Games Filipina 1991. Termasuk juga Kejuaraan Dunia Remaja Amerika Serikat pada 1989 dan di Inggris pada 1990.
Sementara Charlie Depthios, sang kakek, merupakan mantan atlet dunia. Ia pernah memecahkan rekor dunia di kejuaraan PON sebanyak 2 kali. Ia juga juara Asian Games. Bahkan, pernah memecahkan rekor dunia di Olimpiade Muenchen 1972. Charlie tercatat telah mengikuti Olimpiade sebanyak 2 kali, di Meksiko 1968 dan Muenchen 1972.

Pencapaian
Immanuel tidak mau kalah dari ayah dan kakeknya. Ia juga menceritakan telah mengikuti berbagai turnamen, mulai dari Ligapora tahun 2019, Kejurprov 2021, hingga Kejurprov 2022.
“Turnamen yang berkesan itu adalah Kejurprov 2022 karena persiapan latihannya sangat singkat. Di samping itu karena saya berkuliah di Jakarta. Saya juga harus tetap berlatih untuk kesiapan turnamen. Saat itu, saya sempat kewalahan. Namun, karena tekad menjadi juara dan juga disiplin dalam latihan akhirnya saya bisa melakukannya. Saya mencapai peringkat IV di turnamen itu,” kata Immanuel.

Kedisiplinan yang berbuah prestasi demi prestasi yang ditorehkan Immanuel pun direspons semesta. Ada banyak orang baik yang memberikan dukungan agar prestasi sebagai atlet dan juga dalam studi bisa berjalan lancar.
Dukungan datang dari STT Sapta Taruna. Sekolah tinggi teknik yang berafiliasi dengan Kementerian PUPR ini memberikan perhatian kepada Immanuel karena merupakan mahasiwa berbakat. Ia bercerita, dirinya mendapat fasilitas berupa tempat tinggal mes yang disedikan oleh kampus STT Sapta Taruna secara gratis.
“Salah satu bentuk dukungan STT Sapta Taruna kepada saya dengan memfasilitasi tempat tinggal dan itu gratis,” jelas Immanuel.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada STT Sapta Taruna yang selama ini selalu mendukungnya dan telah menyediakan kelas yang bisa menunjang kariernya tersebut.
“Terima kasih STT Sapta taruna karena sudah menyediakan kelas karyawan, terutama di Teknik Sipil. Sebab, sangat memudahkan para pekerja untuk bisa berkuliah di mana pun dan kapan pun,” ujar Immanuel. (Agustinus Mendröfa)