JAKARTA, LINTAS – Pemerintah tengah mencari jalan keluar atas persoalan utang yang membelit proyek Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Proyek kerja sama Indonesia–Tiongkok ini kembali menjadi sorotan setelah isu pembiayaan menimbulkan perdebatan di publik.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyatakan pemerintah bersama pihak terkait sedang mengkaji sejumlah opsi penyelesaian agar proyek strategis nasional itu tetap berlanjut tanpa membebani keuangan negara.
“KCIC memang masih menghadapi tantangan serius yang harus segera kita carikan solusinya,” kata AHY dalam keterangan kepada media, Selasa (21/10/2025).
AHY menjelaskan, beberapa hari lalu dirinya mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan, termasuk perwakilan Danantara, untuk membahas alternatif penyelesaian utang KCIC. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Kementerian Perhubungan, Direktorat Jenderal Perkeretaapian, serta manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang menjadi bagian dari konsorsium KCIC.
“Beberapa kali kami juga mengundang pihak Danantara, Kemenhub, Dirjen Perkeretaapian, Dirut KAI, dan seluruh pihak yang terlibat dalam Whoosh untuk mencari dan mengembangkan opsi-opsinya,” ujarnya.
Tahap Pembahasan
Meski begitu, AHY belum bisa memastikan langkah konkret yang akan ditempuh pemerintah. Menurutnya, seluruh opsi masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian dan lembaga.
“Saya belum dapat menyampaikan secara definitif karena memang masih terus dikembangkan. Nanti, pada saatnya, kami akan jelaskan secara terbuka bagaimana langkah yang diambil,” katanya.
Baca Juga: Tarif Tiket Pesawat Turun Hingga 14 Persen untuk Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menutup utang KCIC. Sikap ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang berupaya menjaga disiplin fiskal dan memastikan setiap proyek strategis berjalan secara efisien.
AHY menambahkan, penyelesaian masalah KCIC tidak boleh menjadi sumber konflik antara sektor publik dan swasta. Pemerintah, kata dia, berupaya mencari solusi yang menguntungkan semua pihak tanpa menimbulkan polemik baru.
“Saya tidak ingin ini menjadi polemik antara pemerintah dan pihak swasta, termasuk Danantara maupun BUMN. Semua pihak memiliki semangat yang sama, yaitu mencari solusi terbaik. Ini juga merupakan arahan langsung dari Bapak Presiden, dan saya terus mengawal isu ini bersama tim lintas sektor,” tegasnya.
Proyek Kereta Cepat Whoosh yang diresmikan pada 2023 itu merupakan simbol ambisi Indonesia dalam modernisasi transportasi massal. Namun, beban utang dan biaya pembangunan yang membengkak membuat proyek ini terus menjadi perhatian publik dan pengambil kebijakan. Pemerintah kini dihadapkan pada tantangan menyeimbangkan antara keberlanjutan proyek dan kesehatan fiskal nasional. (GIT)
Baca Juga: AHY Dorong Proyek Kereta Cepat Jakarta–Surabaya, Tapi Ingatkan Pentingnya Pemerataan Transportasi