Home Berita Rehabilitasi Irigasi Pascabencana Sumatera Dikebut, Kementerian PU Gandeng Kementan

Rehabilitasi Irigasi Pascabencana Sumatera Dikebut, Kementerian PU Gandeng Kementan

Share

JAKARTA, LINTAS – Pemerintah mempercepat pemulihan sektor pertanian dan infrastruktur pascabencana di Sumatera. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo memastikan Kementerian PU bergerak bersama Kementerian Pertanian untuk merehabilitasi jaringan irigasi yang terdampak bencana di sejumlah wilayah.

Langkah ini menjadi krusial karena bencana tidak hanya merusak lahan pertanian, tetapi juga memutus sistem irigasi yang menjadi tulang punggung produksi pangan. Dody menyebut, berdasarkan data sementara, sekitar 70 ribu hektare sawah terdampak bencana di tiga provinsi di Sumatera.

“Rehabilitasi irigasi yang tertimbun lumpur kami kerjakan bersama Kementan. Data sementara menunjukkan dampak di tiga provinsi, dan angka ini berpotensi bertambah seiring konektivitas wilayah yang mulai terbuka,” ujar Dody di Jakarta, Kamis (18/12/2025).

70 Ribu Hektare Sawah Terdampak, Irigasi Ikut Lumpuh

Dody menjelaskan, ketika lahan sawah terdampak banjir dan longsor, jaringan irigasi otomatis ikut terganggu. Di sejumlah titik, saluran irigasi tertimbun lumpur, sementara di lokasi lain aliran sungai tertutup kayu bahkan ada yang hilang akibat terjangan bencana.

Kondisi ini membuat pemulihan tidak bisa dilakukan secara instan. Pemerintah harus membuka kembali aliran sungai dan memastikan jalur air dapat mengalir normal sebelum masuk ke tahap rehabilitasi irigasi dan bendung.

“Selain irigasi, sungainya juga banyak yang tertutup kayu, bahkan ada yang hilang. Jadi penanganannya bertahap dan cukup berat,” kata Dody.

Buka Akses Jalan dan Jembatan Jadi Prioritas Awal

Sesuai arahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian PU saat ini memprioritaskan pembukaan akses jalan dan jembatan di wilayah terdampak. Langkah ini menjadi fondasi utama agar alat berat, logistik, dan tenaga pemulihan bisa masuk ke lokasi bencana.

Setelah akses darat terbuka, Kementerian PU melanjutkan pekerjaan dengan membenahi aliran sungai. Upaya ini mencakup pembersihan kayu-kayu yang menyumbat aliran hingga pembuatan sungai baru jika jalur lama sudah tidak bisa difungsikan.

“Baru kemudian kita bicara soal bendung, aliran air, dan irigasinya. Proses ini butuh waktu lebih lama karena hujan hingga saat ini belum berhenti,” ujar Dody.

Kementan Bergerak Cepat Pulihkan Lahan Pertanian

Dari sisi pertanian, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan pemerintah tidak tinggal diam. Kementerian Pertanian bergerak cepat memulihkan lahan pertanian yang terdampak banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Sudaryono yang akrab disapa Mas Dar menyebut, pemerintah menyiapkan langkah tanggap darurat sekaligus program rehabilitasi agar petani bisa segera kembali berproduksi. Targetnya jelas, aktivitas pertanian tidak boleh berhenti terlalu lama.

“Sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, kami mengerahkan berbagai bantuan untuk memulihkan pertanian di wilayah terdampak,” kata Sudaryono.

Bantuan Pertanian Tak Hanya Fokus Padi

Sudaryono menegaskan, dukungan pemerintah tidak hanya menyasar komoditas padi. Bantuan juga menyentuh komoditas pertanian lain yang terdampak bencana, sehingga pemulihan ekonomi petani bisa berjalan lebih merata.

Baca Juga: 26 Ruas Tol Diskon 10–20 Persen Selama Libur Nataru 2025/2026

Sinergi antara Kementerian PU dan Kementan ini menjadi kunci agar rehabilitasi infrastruktur dan pemulihan pertanian berjalan beriringan. Tanpa irigasi yang berfungsi, petani sulit kembali menanam. Sebaliknya, tanpa lahan yang siap tanam, jaringan irigasi tidak akan optimal.

Pemerintah berharap, dengan kerja paralel ini, proses pemulihan pascabencana di Sumatera bisa berjalan lebih cepat meski tantangan cuaca masih membayangi. Fokus utama tetap sama, memastikan akses, air, dan produksi pangan kembali pulih secara bertahap. (GIT/CHI)

Share