JAKARTA, LINTAS – Pendidikan dan pelatihan maritim Indonesia kembali mendapat pengakuan internasional. Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) menjadi tuan rumah pelatihan bagi puluhan pelaut dari benua Afrika, sebagai bagian dari kerja sama teknis International Maritime Organization (IMO).
Kegiatan ini merupakan realisasi dari komitmen Indonesia dalam memperkuat kolaborasi global, khususnya melalui kerja sama Selatan–Selatan dan Triangular Cooperation, yang sebelumnya disampaikan dalam forum IMO. Melalui program ini, Indonesia tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga berperan aktif sebagai mitra pelatih dan pemberi kontribusi bagi negara-negara berkembang lainnya.
Kepala BPSDMP, Djarot Tri Wardhono, menjelaskan bahwa pihaknya menyelenggarakan dua jenis pelatihan, yaitu Training of Trainers (T.O.T) IMO Model Course 6.09 dan Training of Examiners (T.O.E) IMO Model Course 3.12. Keduanya diikuti oleh perwakilan dari 13 negara anggota Maritime Organization of West and Central Africa (MOWCA).

“Diklat ini terselenggara dengan total anggaran sebesar Rp18,2 miliar, yang merupakan hibah tahun 2025 dan dikelola oleh Lembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional (LDKPI). Tujuannya bukan hanya untuk berbagi ilmu, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang diakui dunia dalam bidang pendidikan dan pelatihan maritim,” ujar Djarot, dalam acara Press Barckground di Kemenhub, Jumat (17/10/2025)
Perkuat Hubungan Indonesia-Afrika
Sebanyak 48 peserta dari negara-negara Afrika mengikuti setiap diklat yang akan dilaksanakan dalam dua angkatan. Peserta T.O.T 6.09 berasal dari Kamerun, DR Kongo, Ghana, Guinea Bissau, Sierra Leone, Côte D’Ivoire, Nigeria, dan Senegal. Sementara peserta T.O.E 3.12 berasal dari Congo Brazzaville, DR Kongo, Gabon, The Gambia, Ghana, Guinea Bissau, Sierra Leone, Angola, Cote D’Ivoire, Liberia, Nigeria, dan Senegal, serta perwakilan dari MOWCA.
Djarot menambahkan, kerja sama ini menjadi langkah awal yang strategis dalam memperkuat hubungan Indonesia–Afrika, sekaligus membuka peluang kerja sama baru di masa mendatang.
“Melalui pelaksanaan diklat ini, kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas, kurikulum, dan sumber daya manusia yang diakui secara internasional. Harapannya, Indonesia dapat semakin berperan dalam meningkatkan kompetensi pelaut dunia, terutama di kawasan Afrika,” ujarnya.
Baca Juga: STIP Jakarta Resmi Jadi Anggota IAMU, Perkuat Posisi di Kancah Pendidikan Maritim Dunia
Djarot menambahkan, program ini menegaskan bahwa maritim Indonesia kini tidak hanya menjadi pusat pelatihan nasional, tetapi juga rujukan global, yang berkontribusi langsung terhadap peningkatan kualitas SDM maritim dunia melalui kerja sama internasional yang berkelanjutan. (CHI)