JAKARTA, LINTAS — PT MRT Jakarta (Perseroda) melanjutkan pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) Lin Timur–Barat Fase 1 Tahap 1 yang membentang dari Tomang hingga Medan Satria.
Setelah pencanangan proyek pada September 2024, kini proyek memasuki tahap penting dengan penandatanganan kontrak jasa konsultansi tahap awal.
Penandatanganan kontrak dilaksanakan di Gedung Transport Hub, Jakarta Pusat, belum lama ini, antara Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda) Weni Maulina dan Chief Representative of Jakarta Office Nippon Koei Co., Ltd., Nicholas Sandeep Felix.
“Layanan konsultansi ini memiliki target pekerjaan selama 25 bulan dan mencakup bantuan proses tender, perancangan Standar Interoperabilitas Sistem (SESIS) 2, serta desain untuk pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit-Oriented Development/TOD) dan fasilitas integrasi antarmoda (Intermodal Transit Facility/ITF),” ujar Weni dalam keterangannya.
Weni menyambut baik kerja sama dengan konsorsium atau joint operation antara perusahaan Jepang dan Indonesia, yang terdiri atas Nippon Koei, Oriental Consultants Global, PT Matra Rekayasa Internasional, dan PT Jaya CM.
“Mengambil pembelajaran dari proyek MRT sebelumnya, kami berharap kolaborasi ini menghasilkan rancangan yang inovatif, efisien, serta sesuai dengan prinsip keberlanjutan dan integrasi sistem transportasi publik Jakarta di masa depan,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Weni menjelaskan bahwa studi TOD yang akan dilakukan pada beberapa stasiun di jalur ini tidak hanya ditujukan untuk menghasilkan desain spasial semata, melainkan juga mendukung perencanaan kawasan secara menyeluruh dengan pendekatan bertahap yang implementatif.

“Begitu pula dengan studi ITF, kami harapkan mampu merancang titik perpindahan antarmoda yang langsung, nyaman, aman, dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat,” jelas Weni.
Hubungkan Jakarta dan Bekasi
Proyek MRT Lin Timur–Barat sendiri merupakan bagian strategis dari upaya memperluas cakupan dan meningkatkan integrasi antarmoda transportasi publik di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Jalur sepanjang 24,5 kilometer ini akan menghubungkan Jakarta dan Kota Bekasi, termasuk jalur sepanjang 5,9 kilometer menuju depo di Rorotan.
Rute ini juga dirancang untuk terintegrasi dengan MRT Lin Utara–Selatan melalui Stasiun Thamrin, serta berbagai moda transportasi massal lainnya.
Baca Juga: Transjakarta Kembangkan Tiga Teknologi AI untuk Tingkatkan Layanan Transportasi Publik
“Kami berharap jalur ini dapat memberikan layanan yang aman, nyaman, tepat waktu, dan berkesinambungan, sekaligus berkontribusi terhadap peningkatan angka keterangkutan (ridership) transportasi publik,” ujar Weni.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat, PT MRT Jakarta akan mengadakan market sounding guna menjaring masukan dari pasar serta mengukur minat para kontraktor, baik lokal maupun internasional, terhadap proyek ini. (CHI)





