Home Fitur Momen Haru di Sekolah Rakyat: Anak-Anak Bawa Ember dan Ransel Menuju Masa Depan Cerah

Momen Haru di Sekolah Rakyat: Anak-Anak Bawa Ember dan Ransel Menuju Masa Depan Cerah

Share

Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) resmi membuka tahun ajaran baru Sekolah Rakyat 2025/2026, sekaligus sebagai momentum awal bergulirnya program Sekolah Rakyat yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, Senin (14/7/2025).

Pelaksanaan Sekolah Rakyat serentak di 63 lokasi di seluruh Indonesia. Sebanyak 6.130 siswa mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di berbagai jenjang pendidikan.

Pemandangan pagi itu tidak biasa. Para peserta didik berduyun-guyun menuju Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 13 Bekasi yang menempati kawasan Sentra Terpadu Pangudi Luhur (STPL), Kota Bekasi, Jawa Barat.

Terlihat beberapa siswa diantar oleh para orangtuanya dengan mobil bak terbuka, yang datang dari wilayah Kota Bekasi, mereka datang dari wilayah Kabupaten Bekasi yang cukup jauh seperti Muara Gembong dan Cibarusah.

Ada yang membawa ransel dan koper berisi berbagai kebutuhan pribadi para siswa, keresek jumbo, dan lainnya, bahkan terlihat sebagian siswa membawa serta ember ke sekolah.

Setelah mengisi daftar registrasi, para siswa bergegas menuju kamar masong-masing sebelum mengikuti pembukaan MPLS di ruang aula. Tergurat kebahagian dari wajah para orangtua yang hendak mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah.

Siswa Sekolah Rakyat terlihat membawa ember dan kebutuhan lainnya saat hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025). Lintas/Salomo Tobing

Kepala Sekolah Rakyat

Kepala Sekolah Rakyat Pangudi Luhur Bekasi Lastri Fajarwati, mengatakan, hari ini kegiatannya adalah MPLS. Jadi, siswa masuk, registrasi, lalu mengecek barang. Setelah itu mereka akan mengikuti kegiatan MPLS yang berisi berbagai macam pengenalan lingkungan sekitar sekolah dan apa saja yang akan dipelajari selama di sekolah ini.  

“Untuk MPLS nantinya akan berlangsung selama sepekan dan dilanjutkan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada pekan depan. Setiap harinya para siswa mulai melakukan pembelajaran pukul 06.30 WIB hingga 17.15 WIB,” kata Lastri.

Selain itu, para siswa juga akan mendapatkan pelajaran vokasi dari 20 tenaga pengajar dari jenjang Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan yang ada di sekolah rakyat. Selain kegiatan belajar, jadwal pada pagi hari akan diisi aktivitas keagamaan dan dilanjutkan dengan kebersihan serta persiapan sekolah.

Sementara di sore harinya akan diisi dengan salat berjemaah yang dilanjutkan dengan mentoring dari wali asuh. Pada malam hari, wali asuh dan wali asrama akan memberikan kegiatan pembentukan karakter.

Lastri menambahkan, keunggulan dari sekolah rakyat ini sesuai dengan program Bapak Presiden Prabowo adalah untuk mengentaskan kemiskinan melalui pendidikan.

Sekolah ini menampung 180 siswa SRMA lengkap dengan fasilitas asrama, dapur, ruang makan, ruang kelas, ruang komputer, hingga lapangan sepak bola. Sebanyak sembilan kelas telah disiapkan untuk 135 siswa perempuan dan 45 siswa laki-laki, di mana masing-masing kelasnya berisi 20 siswa.

Setiap kamar asrama sekolah dilengkapi dua ranjang susun untuk kapasitas empat orang. Asrama laki-laki dan perempuan dipisah. Selain asrama, ruang makan terbuka juga dipisah.

Suasana lingkungan sekolah milik Kemensos ini merupakan fasilitas pusat rehabilitasi sosial dan memberikan layanan multi-dimensi bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) termasuk penyandang disabilitas. Tersedia juga fasilitas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) hingga tenaga psikolog yang siap mendampingi para siswa selama proses pelaksanan Sekolah Rakyat tersebut.

Tanggapan Orangtua

Beragam tanggapan positif yang dicurahkan para orangtua terkait program pemerintah ini. Salah satunya Mamat Taman warga Bekasi Selatan, orangtua yang turut mengantar anaknya ke sekolah. Ia mengungkapkan terima kasih dengan adanya program sekolah rakyat anaknya bisa bersekolah. Kesulitan ekonomi yang menjeratnya membuat dirinya sebagai orangtua kesulitan untuk memasukkan anaknya ke sekolah pada umumnya. Dengan adanya sekolah rakyat hal itu sangat meringankan dirinya.

Hal serupa diungkapkan Masidah yang turut mengantarkan anaknya yang keduabelas. Sepeninggal mendiang suaminya, dia sendirian menanggung semua kebutuhan rumah tangga dengan berjualan mainan.

Sambil terisak, Masidah menceritakan kesulitannya untuk menyekolahkan sang anak. Namun, ia bersyukur karena ada program sekolah rakyat sehingga anaknya tetap bisa melanjutkan sekolah. “Semoga anak saya kelak menjadi orang yang sukses,” doanya.

Yanti, orangtua dari siswa yang bernama Fadillah, mengatakan, sangat senang karena sekolahnya gratis dan semuanya difasilitasi. Mulai dari, seragam, sepatu, tas, tab, laptop, dan kelengkapan sekolah lainnya. Fadillah berharap kelak bisa menggapai apa yang dicita-citakan untuk menjadi seorang psikolog.

“Saya bangga dengan Bapak Presiden dan kabinet-kabinetnya karena anak saya bisa sekolah gratis dan terpenuhi semua kebutuhannya. Semoga jalannya dimudahkan karena orangtuanya tidak mampu membiayai,” kata Yanti berurai air mata.

Sambutan Wamensekneg

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro, selaku pejabat yang hadir memberikan sambutan dan pemaparan di hadapan para guru dan orangtua siswa di aula. Menurutnya, salah satu cara memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia adalah perbaiki SDM-nya melalui pendidikan yang baik. Jadi meskipun namanya sekolah rakyat, ini adalah sekolah dengan standar pendidikan yang memadai.

“Saya sangat terharu karena inilah yang saya cari waktu kecil. Sekarang kebijakan Presiden Prabowo telah mewujudkan mimpi banyak orangtua bisa menyekolahkan anaknya di tempat yang baik,” kata Juri.

Ia menambahkan, kepada orangtua yang telah menitipkan anaknya di sekolah rakyat baik SMA, SMP, ataupun SD, jangan khawatir. Di sekolah rakyat ini semua akan diurus dengan baik, pendidikannya, pembelajarannya, pembinaan mentalnya, dan akan diberikan keterampilan-keterampilan.

Semuanya punya komitmen yang sama, bahu membahu mewujudkan cita-cita Bapak Presiden dan kita semua sebagai bangsa supaya semua rakyat Indonesia tidak punya hambatan untuk mendapatkan layanan pendidikan yang baik. 

Fasilitas sekolah ini bersifat sementara yang akan digunakan sampai dengan pembangunan gedung permanen selesai. Ini adalah langkah awal untuk menyediakan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, dengan memanfaatkan bangunan yang sudah ada. Pemerintah daerah nantinya tetap diharapkan bisa mengusulkan lahan untuk pembangunan gedung sekolah permanen yang lebih luas dan fasilitas yang lebih lengkap.

Baca Juga: Tahap Kedua Sekolah Rakyat Dimulai September

Suasana haru pun menyelimuti tempat itu saat para orangtua harus melepas anaknya. Meskipun mereka nantinya masih dapat menjenguk anak mereka. Momen perpisahan tetap diwarnai orangtua dan anak berpelukan disertai isak tangis, terutama para ibu dengan anak perempuannya. (MAL/DPR/SAL)

Oleh:

Share