JAKARTA, LINTAS – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI terus memperkuat peran strategisnya dalam mendukung penguatan industri nasional melalui pengadaan sarana perkeretaapian berbasis Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi.
Salah satu langkah konkret diwujudkan melalui kolaborasi dengan PT INKA (Persero) dengan total nilai investasi mencapai Rp14,87 triliun.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang KAI untuk memperluas skala layanan, sekaligus mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
“Investasi besar ini tidak hanya untuk memperbarui sarana layanan penumpang, tetapi juga menjadi kontribusi nyata KAI dalam memperluas penggunaan produk dalam negeri melalui optimalisasi TKDN. Selain itu, langkah ini sekaligus menyiapkan kesiapan operasional menghadapi potensi pertumbuhan angkutan penumpang maupun barang ke depan,” jelas Anne, dalam keterangannya, Rabu (18/6/2025).

Berdasarkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029, KAI memproyeksikan pertumbuhan penumpang Kereta Api Jarak Jauh sebesar 10,6% per tahun, penumpang KA Lokal sebesar 9,9%, serta peningkatan volume angkutan barang hingga 15% sampai tahun 2029.
Sebagian besar dana investasi dialokasikan untuk pengadaan 612 unit Kereta Stainless Steel (SS) New Generation dalam program Replacement 2023–2026, dengan nilai kontrak sebesar Rp5,5 triliun.
“Hingga saat ini, 314 unit atau 29 rangkaian (trainset) telah diterima dan dioperasikan untuk melayani pelanggan di berbagai rute strategis. Kehadiran Kereta SS New Generation ini menjadi upaya KAI dalam meningkatkan kenyamanan, keselamatan, serta efisiensi operasional,” tambah Anne.
KAI juga memperkuat layanan premium dengan menghadirkan 11 unit Kereta Luxury berkapasitas 26 kursi. Seluruh pengadaan senilai Rp161,15 miliar tersebut telah selesai diproduksi dan kini telah beroperasi.
LRT dan Commuter Line Baru
Kolaborasi KAI dan INKA turut berperan dalam pengadaan sarana LRT Jabodebek yang mengusung teknologi otomatis tanpa masinis (Grade of Automation Level 3/GoA 3). Melalui kontrak senilai Rp4,08 triliun, sebanyak 31 trainset atau 186 kereta telah diproduksi untuk memperkuat mobilitas di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Tak hanya itu, melalui KAI Commuter, penguatan layanan berbasis TKDN juga dilanjutkan lewat pengadaan dan retrofit Commuter Line baru dengan nilai total investasi Rp4,07 triliun.
“Pengadaan sarana baru mencakup 16 rangkaian senilai hampir Rp3,83 triliun, dan retrofit dua rangkaian lainnya sebesar Rp238,63 miliar. Saat ini, dua trainset atau 24 kereta telah tiba di Jakarta dan sedang dalam tahap uji coba,” ungkap Anne.
Logistik Lewat Gerbong Barang
KAI juga memperbesar investasi di sektor logistik melalui pengadaan 1.125 unit gerbong datar BM 54 ton untuk operasional di Sumatera Selatan, senilai Rp1,05 triliun. Sebanyak 60 unit di antaranya kini tengah menjalani tahap uji coba.
“Pengadaan gerbong barang ini diharapkan dapat meningkatkan daya angkut sekaligus efisiensi distribusi batu bara yang merupakan bagian penting dari pasokan energi nasional. Ini akan memperkuat daya saing layanan logistik KAI,” jelas Anne.
Tak hanya fokus pada sarana baru, KAI juga secara berkelanjutan melakukan modernisasi sarana eksisting melalui modifikasi dan peningkatan sistem, yang dikerjakan oleh unit Balai Yasa. Pembaruan meliputi peningkatan teknologi, sistem keselamatan, serta kenyamanan interior, guna menjawab kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.
“Seluruh langkah penguatan investasi ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KAI Group untuk menjaga keunggulan layanan, memperkokoh industri perkeretaapian nasional, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor transportasi yang efisien dan berdaya saing,” tutur Anne. (CHI)





