Home Berita Hutama Karya Bangun 42 Proyek Bendungan dan Irigasi, Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Hutama Karya Bangun 42 Proyek Bendungan dan Irigasi, Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

Share

JAKARTA, LINTAS – PT Hutama Karya (Persero) menegaskan komitmennya memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pembangunan infrastruktur sumber daya air strategis. Sejak 2013 hingga 2025, Hutama Karya telah menangani 42 proyek, terdiri dari 19 jaringan irigasi dan 23 bendungan, sebagian sudah beroperasi dan sisanya masih dalam tahap konstruksi.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur tersebut merupakan kontribusi nyata perusahaan untuk mewujudkan kemandirian pangan Indonesia.

“Kami terus berkontribusi membangun infrastruktur sumber daya air yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional. Dari Sabang sampai Merauke, proyek ini mampu mengairi lebih dari 125 ribu hektare lahan pertanian, memungkinkan petani meningkatkan produktivitas hingga tiga kali masa tanam dalam setahun,” ujar Adjib, dalam web Hutama Karya, dikutip Kamis (21/8/2025).

Selain memberi manfaat bagi sektor pertanian, proyek ini juga telah menyerap lebih dari 4.800 tenaga kerja, memberikan dampak ekonomi sekaligus sosial di berbagai wilayah.

Proyek Unggulan Sumber Daya Air

Beberapa proyek unggulan Hutama Karya telah memberikan dampak signifikan, di antaranya:

  • Bendungan Leuwikeris (Jawa Barat), dengan kapasitas tampung 845 juta m³, mampu mengairi 11.216 hektar lahan pertanian di Cilacap, Ciamis, dan Tasikmalaya. Bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir, penyedia air baku, serta berpotensi sebagai PLTA berkapasitas 20 MW.
  • Bendungan Semantok (Jawa Timur), beroperasi sejak 2023, menampung 32,09 juta m³ air dan dilengkapi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (angin). Kehadirannya mengurangi potensi banjir di Nganjuk akibat luapan Sungai Semantok.
  • Bendungan Meninting (Lombok Barat), berkapasitas 12,18 juta m³ dan mengairi 1.559 hektar lahan, menjadi contoh penerapan teknologi konstruksi modern.
  • Jaringan Irigasi Rawa (Kapuas, Kalimantan Tengah), mendukung program Food Estate dengan cakupan 43.503 hektar lahan pertanian. Rampung pada Januari 2023, proyek ini memanfaatkan teknologi pintu air dan mobile pump yang sesuai dengan karakteristik lahan rawa.

Terpisah Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan pentingnya infrastruktur sumber daya air dalam menopang ketahanan pangan nasional.

Baca Juga: Hutama Karya Tembus Fortune Indonesia 100, Laba Melonjak 47 Persen dan Tol Sumatera Jadi Game Changer!

“Dukungan ketahanan pangan direalisasikan melalui pembangunan bendungan, rehabilitasi jaringan irigasi, serta infrastruktur jalan dan jembatan yang menunjang sentra pangan, termasuk Food Estate di Kalteng, Merauke Papua Selatan, dan NTT,” ujarnya melalui laman resmi Kementerian PU.

Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, Hutama Karya tengah menyelesaikan tiga bendungan strategis:

  • Bendungan Way Apu Paket 2 (Maluku), kapasitas 50,05 juta m³, mengairi 10.562 hektare lahan pertanian, sekaligus berfungsi sebagai PLTA yang mampu menerangi lebih dari 25 ribu rumah.
  • Bendungan Bulango Ulu (Gorontalo), salah satu bendungan tertinggi di Indonesia (75 meter), akan melayani 4.950 hektare lahan irigasi dan menjadi simbol kemajuan infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia.
  • Bendungan Tiga Dihaji (Sumatera Selatan), bendungan pertama di provinsi tersebut, berkapasitas 40 MW PLTA, melayani 25 ribu hektar lahan pertanian, serta menyuplai energi terbarukan bagi masyarakat Sumsel.

Inovasi Teknologi dan Lingkungan

Adib menambahkan, Hutama Karya menerapkan teknologi modern dalam pembangunan, mulai dari pemetaan menggunakan drone, desain berbasis sistem informasi proyek, hingga monitoring biaya secara real-time.

“Dengan pemetaan yang akurat, kami bisa merencanakan proyek dengan lebih matang dan transparan,” jelas Adjib.

Perusahaan juga mengedepankan konsep green construction, salah satunya metode hydroseeding yang mengurangi penggunaan semen konvensional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.

Dampak Berkelanjutan

Proyek infrastruktur sumber daya air Hutama Karya terbukti membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Ketersediaan air stabil sepanjang tahun meningkatkan produktivitas pertanian, membuka peluang usaha perikanan, pariwisata air, serta UMKM di sekitar bendungan. Selain itu, aspek pengendalian banjir dan penyediaan air bersih turut meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Baca Juga: Jalan Tol Trans Sumatera Tembus 1.235 Km, Ini Strategi Hutama Karya Atasi Kendala Proyek

“Jika rampung, sejumlah proyek ketahanan pangan yang sedang berjalan akan mengairi lebih dari 41 ribu hektare lahan pertanian, mengurangi risiko banjir, dan menghasilkan energi terbarukan untuk lebih dari 55 ribu rumah di Maluku, Gorontalo, hingga Sumatera Selatan,” tutur Adjib. (CHI)

Oleh:

Share