Setiap tanggal 3 Desember, Indonesia merayakan Hari Bakti Pekerjaan Umum (HARBAK PU), sebuah hari yang tidak hanya diperingati sebagai bentuk penghargaan terhadap sektor pekerjaan umum, tetapi juga untuk mengenang sejarah perjuangan para pejuang yang berani mempertaruhkan nyawa demi Indonesia.
Tahun ini, HARBAK PU memasuki usia yang ke-79, dan tema “79 Tahun Bakti PU Membangun Negeri untuk Rakyat” menggema sebagai bukti komitmen sektor ini dalam membangun infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat.
Perjalanan panjang Kementerian Pekerjaan Umum dimulai pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Pada 3 Desember 1945, sebuah peristiwa heroik terjadi di Gedung Departement Van Verkeer en Waterstaat yang kini dikenal dengan Gedung Sate, Bandung.
Saat itu, 21 anggota Gerakan Pemuda Pekerjaan Umum bersatu untuk mempertahankan gedung tersebut dari serangan pasukan NICA yang berusaha menguasai fasilitas strategis tersebut. Meskipun jumlah musuh jauh lebih besar, para penjaga Gedung Sate memilih untuk tetap bertahan, melawan habis-habisan, bahkan hingga titik darah penghabisan.
Pertempuran yang sengit ini berlangsung selama tiga jam, mengakibatkan tujuh petugas Pekerjaan Umum gugur. Mereka adalah Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu, dan Soerjono, yang hingga kini jenazahnya tak pernah ditemukan.
Sebagai pengakuan atas pengorbanan mereka, ketujuh pahlawan ini diberi gelar “Pahlawan Sapta Taruna”. Keberanian mereka di medan perang tidak hanya tercatat dalam sejarah, tetapi juga menjadi simbol dari semangat juang sektor Pekerjaan Umum yang terus hidup hingga kini.
Enam tahun setelah peristiwa heroik itu, pada 3 Desember 1951, Menteri Pekerjaan Umum saat itu, Ir. Ukar Bratakusuma, memberikan penghargaan kepada keluarga para pahlawan yang telah gugur.
Penghargaan lebih lanjut diberikan pada 2 Desember 1961 oleh Menteri Pertama, Ir. H. Djuanda, yang secara resmi memberikan “Pernyataan Penghargaan” tertulis atas jasa mereka dalam mempertahankan gedung tersebut. Dari sanalah, setiap tanggal 3 Desember kemudian diperingati sebagai Hari Kebaktian Pekerjaan Umum, atau yang kita kenal sekarang sebagai Hari Bakti Pekerjaan Umum (HARBAK PU).
Pada usia ke-79 ini, HARBAK PU tidak hanya mengenang sejarah perjuangan tersebut, tetapi juga menegaskan betapa vitalnya sektor Pekerjaan Umum dalam pembangunan negeri.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, dalam wawancara dengan majalahlintas.com, mengatakan, “Bakti PU Membangun Negeri untuk Rakyat, ya, kita memang membangun negeri untuk rakyat.” Ini bukan sekadar slogan, melainkan refleksi dari komitmen Kementerian Pekerjaan Umum dalam menghadirkan infrastruktur yang mendukung kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, sektor Pekerjaan Umum terus bertransformasi, menyelesaikan tantangan besar dalam pembangunan infrastruktur, mulai dari jalan raya, jembatan, hingga penyediaan air bersih dan sanitasi. Semua itu merupakan bagian dari warisan perjuangan yang dimulai 79 tahun lalu, yang masih terus berlanjut hingga saat ini.
Hari Bakti PU ke-79 adalah momentum untuk tidak hanya mengenang jasa para pahlawan, tetapi juga mengingatkan kita bahwa sektor Pekerjaan Umum memiliki peran yang sangat penting dalam membangun negeri. Dari perjuangan di Gedung Sate hingga pencapaian infrastruktur saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum tetap menjadi pilar utama dalam pembangunan Indonesia untuk rakyat. (GIT)
