NUSANTARA, LINTAS – Saat ulang tahun ke-53, Realestat Indonesia (REI) memutuskan untuk merayakannya dengan cara yang gak biasa. Bukan sekadar tiup lilin atau gelar seminar, mereka langsung tancap gas ke Ibu Kota Nusantara (IKN) dan menanam 800 pohon. Aksi ini digelar pada Jumat (16/5/2025) dan jadi bukti nyata kalau pembangunan gak harus merusak alam.
Lebih dari seribu anggota REI dari seluruh Indonesia ikut ambil bagian. Mereka gak cuma bahas bisnis atau peluang investasi, tapi juga turun langsung ke lapangan, menanam pohon sebagai wujud cinta lingkungan dan komitmen lintas generasi.
Lokasi penanaman berada di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), area strategis yang kelak jadi pusat aktivitas pemerintahan di IKN. Kegiatan ini sekaligus mendukung konsep IKN sebagai kota hutan berkelanjutan atau sustainable forest city.
Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, terlihat hadir dan tak ragu mengajak semua peserta untuk ikut terlibat aktif.
“Pohon ini udah disiapin sampai ujung. Ada banyak lubang, jadi bapak-ibu ayo tanam pohon, tanam masa depan,” ucapnya.
Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto, menegaskan bahwa kegiatan ini lebih dari sekadar seremoni. Menurutnya, menanam pohon punya makna spiritual yang dalam.
“Menanam pohon itu sodaqoh jariyah. Udara bersih yang dihasilkan bisa jadi kebahagiaan buat kita, anak cucu kita, dan Indonesia,” kata Joko penuh keyakinan.
Ia juga menambahkan bahwa langkah REI ke IKN bukan cuma untuk cari peluang usaha, tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan cinta pada bumi.
Belajar Investasi, Lalu Bergerak Nyata
Sebelum turun ke lokasi penanaman, sebanyak 1.000 peserta REI mengikuti sesi pemaparan dari tim Otorita IKN. Acara ini digelar di Aula Kemenko 3, dan membahas potensi besar IKN sebagai lahan subur untuk investasi properti, infrastruktur, hingga kawasan komersial yang ramah lingkungan.
Peserta diberikan informasi tentang bagaimana IKN sedang dibangun dengan pendekatan berkelanjutan—mengutamakan ekologi, efisiensi, dan keseimbangan sosial.
Kegiatan ini gak cuma melibatkan REI dan pemerintah. Hadir juga perwakilan dari Bank Tabungan Negara (BTN) yang menjadi bagian penting dalam mendukung pembiayaan sektor properti di IKN. Kolaborasi ini jadi sinyal positif bahwa pembangunan IKN bukan mimpi semalam, tapi upaya bersama yang nyata.
Melalui gerakan “REI Tanam 800 Pohon di IKN”, pesan yang ingin disampaikan sederhana tapi dalam: masa depan tidak bisa hanya dibangun dengan beton dan baja. Ia butuh akar, daun, dan oksigen. Butuh sentuhan manusia yang peduli.
“IKN itu bukan cuma masa depan fisik Indonesia, tapi juga cara kita menata ulang hubungan manusia dengan alam,” tutup Joko Suranto. (GIT)
