Lintas – Siapa yang tak tahu dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno? Pastinya sudah banyak yang tahu, kan! Tapi, kira-kira banyak yang sudah mengetahui sejarahnya atau belum ya? Nah, sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno lekat dengan perhelatan Asian Games pertama kali yang digelar di Jakarta.
Stadion Utama Gelora Bung Karno–sering disingkat GBK–adalah bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Tak hanya olah raga, Stadion Utama Gelora Bung Karno kerap dijadikan venue beragam acara lain, seperti konser musik, pertunjukan, atau kegiatan lain yang melibatkan massa.
Dibangun untuk Asian Games 1962
Sejarah pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno dimulai pada awal tahun 1960. Bung Karno sendiri adalah panggilan akrab Presiden RI pertama, yakni Soekarno yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden RI.
Ide pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno bertujuan sebagai tempat berlangsungnya Asian Games ke-4 di Jakarta tahun 1962. Pembangunan Stadion Utama Gelora Bung Karno pun dapat rampung sebelum ajang olahraga terbesar se-Asia tersebut berlangsung.
Sejarah mencatat, Stadion Utama Gelora Bung Karno sempat berganti nama. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 4 Tahun 1984, nama Stadion Utama Gelora Bung Karno diubah menjadi Stadion Utama Senayan. Namun, stadion ini kembali kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7 Tahun 2001.
Beberapa kali direnovasi
Selain nama, Stadion Utama Gelora Bung Karno juga beberapa kali mengalami renovasi. Saat awal dibangunnya, Stadion Utama Gelora Bung Karno memiliki kapasitas tempat duduk sebanyak 110 ribu. Pada tahun 2006, Stadion Utama Gelora Bung Karno direnovasi. Renovasi tersebut memangkas jumlah tempat duduk menjadi 88.083.
Untuk kedua kalinya dalam sejarah, Jakarta kembali terpilih sebagai tempat berlangsungnya Asian Games tahun 2018. Kali ini, Jakarta menjadi tuan rumah bersama Palembang. Menyambut Asian Games ke-18 tersebut dan Pesta Olahraga Difabel Asia 2018 (Asian Para Games 2018), Stadion Utama GBK kembali direnovasi. Mengutip laman https://gbk.id, saat ini kapasitas tempat duduk Stadion Utama Gelora Bung Karno berjumlah sekitar 78 ribu.
Renovasi kala itu terbilang besar. Hal ini karena Stadion Utama GBK sudah berusia lebih dari 50 tahun. Selain itu, renovasi juga ditujukan untuk memenuhi kriteria sesuai standar Dewan Olimpiade Asia. Renovasi ini mencakup mengganti semua bangku panjang kayu dengan kursi tunggal. Sistem pencahayaannya pun ditingkatkan dari 1.200 lux menjadi 3.500 lux. Di atap stadion, ada 1.293 panel surya terpasang. Tak ketinggalan, kini Stadion Utama GBK juga dilengkapi dengan fasilitas bagi penyandang disabilitas. (SA)
Baca juga:
Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa
Ini 7 Museum untuk Wisata Sejarah Kepahlawanan di Indonesia